BPBD Agam Gelar Workshop Kontigensi Bencana

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

AGAM, KLIKPOSITIF – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam bersama PT Mahatma Jaya menggear workshop kontingensi bencana di Hotel Sakura Syariah Jalan Diponegoro, Lubuk Basung, Kamis (2/11).

Dijelaskan, workshop yang digelar ini menjadi wadah untuk penyusunan dokumen renkon yang menjadi dasar upaya penanganan dalam rangkaian pengurangan resiko bencana.

Bupati Agam yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Agam Rahman SIP berharap workshop yang digelar menjadi bagian penting dalam upaya pengurangan risiko bencana yang potensinya cukup tinggi di Kabupaten Agam.

”Kami berharap dengan diskusi dan berbagai masukan yang berbagai elemen, akan semakin memperkuat dokumen kontigensi yang disusun untuk kepentingan masyarakat luas”, sebutnya.

Kepala Pelaksana BPBD Agam Bambang Warsito mengungkapkan kegiatan ini sesuai dengan amanat UU Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.

Bambang menegaskan bahwa pengurus kebencanaan perlu melibatkan semua pihak baik dari pemerintah, masyarakat, maupun bidang usaha/swasta.

“Jadi BPBD itu perlu menyiapkan rencana kontijensi (Renkon) yang merupakan kesepakatan atau komitmen bersama dalam penanggulangan bencana”, jelas Bambang.

Diketahui renkon ini sangat dibutuhkan BPBD untuk mendapatkan bantuan baik secara logistik ataupun peralatan lainnya ke pusat (BNPB).

Maka, PT Mahatma Jaya disini berperan sebagai fasilitator untuk penyusunan renkon Kabupaten Agam yang terbaru.

Pemateri lainnya yang menjadi fsilitator berasal dari KOGAMI (Komunitas Siaga Tsunami) Tommy Susanto.

Tommy menjelaskan bahwa satu renkon hanya bisa digunakan untuk satu ancaman bencana karena setiap bencana memiliki karakterisktik berbeda. Maka dibutuhkan penentuan prioritas renkon yang disesuaikan dengan ketersedian APBD. Penentuan prioritas ini ditentukan menggunakan matriks analisis risiko bencana.

“Renkon ini nantinya akan dijadikan rencana operasi saat terjadinya bencana sehingga mencegah terjadinya keterlambatan dalam respon bencana, apabila renkon ini benar dalam penyusunannya”, ungkap Tommy.

(*)

Exit mobile version