KLIKPOSITIF – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumatra Barat (Sumbar) mencatat tidak ada Pekerja asal Sumbar di daerah konflik Lebanon dan Palestina.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Provinsi Sumbar, Bayu Aryadhi.
Ia menjelaskan bahwa konflik yang terjadi di Palestina dan Lebanon saat ini tidak berdampak pada pekerja migran asal Sumatera Barat.
Menurut data BP2MI, tidak ada pengiriman pekerja migran secara resmi ke daerah konflik tersebut.
“Meski tidak ada pekerja migran Indonesia dari Sumbar di zona konflik, kami tetap menunggu informasi lebih lanjut dari KBRI setempat.”
“Ini penting, karena BP2MI tidak memiliki data pekerja migran yang berangkat melalui jalur tidak resmi,” jelasnya.
Bayu juga menjelaskan bahwa pengiriman dan penempatan pekerja migran Indonesia secara resmi dilakukan melalui lima skema.
Di antaranya yaitu Government to Government (G to G), Private to Private (P to P), Government to Private (G to P), untuk kepentingan perusahaan sendiri (UKPS), dan jalur Mandiri.
“Saat ini, pekerja migran asal Sumbar yang terbanyak bekerja di Malaysia dan Jepang, dengan jenis pekerjaan yang beragam.”
“Seperti tenaga terampil, perawat di panti asuhan atau panti jompo, sektor pertanian, konstruksi, terapis, hingga nelayan,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui Pemerintah Provinsi Sumbar telah memulangkan 4 WNI asal Sumbar yang berada di Lebanon.
Keempatnya dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Agam dan Pasaman Barat, lantaran konflik antara Lebanon dan Israel.
Plt Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy mengatakan, evakuasi terhadap keempat WNI asal Sumbar ini dilakukan oleh pemerintah pusat, bersamaan dengan evakuasi 79 WNI lainnya dari Lebanon.
Pemulangan ini dilakukan pemerintah akibat situasi perang dengan Israel yang semakin memburuk di negara tersebut.
Audy menuturkan, untuk sementara, keempat warga ini akan tinggal di Sumbar hingga situasi di Lebanon membaik dan pemerintah Indonesia mengizinkan mereka untuk kembali.(*)