PADANG, KLIKPOSITIF- Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Sumatera Barat mengungkapkan, selain target pasar, Sumbar juga menjadi pemasok untuk provinsi lain dalam peredaran narkoba.
Hal itu disampaikan Kepala BNNP Sumbar, Brigjen Pol. Ricky Yanuarfi, dalam jumpa pers akhir tahun BNNP Sumatera Barat di Padang, Selasa 24 Desember 2024.
Ia mengatakan, dalam mengungkapkan kasus kejahatan narkoba, BNNP Sumbar berfokus pada pengungkapan sindikat narkoba secara komprehensif dan tidak menangkap penyalahguna narkoba.
Menurutnya, pada 2024 pihaknya mengungkap empat jaringan sindikat narkotika. Dari empat jaringan itu, ada tiga kasus paling menonjol. Pertama, pada Februari 2024 pihaknya mengungkap penyelundupan 946,82 gram sabu-sabu dari Riau.
Penyelundupan itu dikendalikan seorang narapidana di Padang. Barang tersebut disimpan di beberapa gudang di Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan.
Kemudian, pada April 2024 BNNP Sumbar mengungkap peredaran 141,7 kg ganja dari Mandailing Natal, Sumatera Utara. Ia menjelaskan, ketika itu pihaknya menangkap seorang polisi berpangkat Aipda, kurir ganja tersebut. Pihaknya juga menangkap pengendali dan pemodal peredaran ganja itu, yang merupakan warga binaan.
Ketiga, pada Oktober 2024 BNNP Sumbar dan Bea Cukai mengungkap sindikat pengedar ganja antarprovinsi Aceh-Sumatera Utara-Sumatera Barat. Ricky mengatakan bahwa pihaknya saat itu mengungkap peredaran 624 kg ganja.
Sedikitnya, selama 2024 ini, bersamaan dengan tiga kasus paling menonjol tersebut, pihaknya telah menyita 1,2 kg (1.279,46 gram) sabu-sabu dan 766 kg (766.207 gram) ganja dengan 22 tersangka penyalahgunaan narkoba.
“Sumbar tidak hanya menjadi jalur perlintasan sabu-sabu, ganja, dan pil ineks dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, tetapi telah menjadi pasar yang menjanjikan bagi pengedar narkotika untuk diedarkan di Sumatera Barat. Di samping itu, Sumatera Barat menjadi pemasok narkotika untuk provinsi lain,” terangnya.
Ia mengatakan, untuk memberantas peredaran narkotika, BNNP Sumbar terus melakukan operasi 24 jam tiap hari sepanjang tahun tanpa terputus. Sementara itu, untuk mendeteksi orang yang positif narkoba, BNNP Sumbar pada 2024 memeriksa urin 197.862 orang.
“Dari pemeriksaan tersebut diketahui 1.405 orang positif narkoba,” terangnya.
Selain penindakan, lanjutnya pihaknya juga melakukan upaya pencegahan dengan membentuk sepuluh desa bersinar. Ia menjelaskan bahwa desa bersinar merupakan program prioritas nasional yang dilaksanakan oleh BNNP Sumbar.
“Kesadaran akan peredaran dan penyalahgunaan narkoba ini, diharapkan terbangun dari lingkungan paling bawah, yaitu desa (nagari). Peran aktif masyarakat dan perangkat desa dalam membentengi lingkungan, baik secara individu maupun berkelompok dapat memberikan dampak signifikan terhadap program peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” ujarnya.