AGAM, KLIKPOSITIF – BMKG melakukan Panen Raya Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Jorong Babukik, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Agam, Senin 22 November 2021.
Kegiatan panen raya, sekaligus penutupan SLI ini juga dihadiri oleh Bupati Agam Andri Warman.
Selain itu, turut hadir pada kesempatan itu, Kepala Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah I Medan Hartanto, Koordinator Stasiun BMKG Padang Panjang Irwan Slamet, Kepala Stasiun GAW Kototabang, Sugeng Nugroho Kepala Stasiun Meterologi Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Sakimin.
Kepala Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, Heron Tarigan menyebut pendampingan materi kepada para petani telah digelar sebanyak 4 kali pertemuan.
Materi yang diberikan kepada para petani antara lain terutama tentang iklim, pengetahuan fenomenologi tanaman, dan sebagainya yang disampaikan secara daring dan offline.
“Tanaman padi organik ini tumbuh dengan baik secara generatif dan vegetatif, kendati sempat terkena hama wereng tapi berhasil teratasi,” ujar Heron.
Jika dibandingkan dengan SLI 2020 di lokasi berbeda, Heron mengatakan, terjadi penurunan hasil panen sebesar 7,9 persen.
“Namun, dalam kalkulasi jumlah beras yang dihasilkan, memang lebih sedikit. Tapi secara nilai jual, hasil tanam padi organik ini lebih mahal yaitu Rp15 ribu perkilogram, sedangkan konvensional hanya Rp12 ribu perkilogram,” ujar Heron.
Kepala Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah I Medan, Hartanto menyebut pertanian erat kaitan dengan cuaca dan iklim.
“Pemanasan global ditambah pola tanam yang terserang penyakit bisa mengancam ketahanan pangan Indonesia,” katanya.
Hartanto mengucap apresiasi kepada Bupati Agam, Kepala BI Sumbar, Dinas Pertanian dan pihak terkait yang turut membantu SLI di Agam.
“Tetaplah berinovasi dengan semangat untuk kemajuan pertanian di Indonesia,” pintanya.
Sementara, Bupati Agam Andri Warman menyampaikan terimakasih kepada BMKG dan BI yang telah ikut memberikan perhatian kepada para petani.
(*)