BI Sumbar: Inflasi Terjaga, Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh Kuat

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

PADANG, KLIKPOSITIF — Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Endang Kurnia menyampaikan perkembangan ekonomi global dan Indonesia.

Menurutnya, kondisi ekonomi global saat ini ditengah ketidakpastian seiring dengan peningkatan tekanan inflasi dan nilai tukar negara maju.

Endang menyebutkan, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2022, terutama ekonomi Eropa yang melemah dipicu ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina.

Kemudian, tekanan inflasi global persisten tinggi mendorong kenaikan suku bunga kebijakan moneter negara maju.

“Hal ini diprakirakan mendorong berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan moneter negara maju, termasuk Fed Fund Rate Amerika Serikat dan aliran modal ke negara berkembang lebih selektif sehingga
tekanan nilai tukar negara berkembang meningkat,” katanya saat Media Briefing di Aula Nan Tongga Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumbar, Kamis (31/8/2023).

Kendati demikian, Endang menyebutkan, kondisi ekonomi Indonesia tetap tumbuh kuat didukung permintaan domestik disertai inflasi yang terjaga di rentang 3±1% (YOY).

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia menguat dari triwulan sebelumnya didukung konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi.

“Sektor utama yang mencatatkan kinerja positif terutama pada sektor jasa, seperti transportasi, pergudangan, akomodasi makan dan minuman, serta perdagangan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, inflasi terjaga rendah dalam rentang 3±1% (YOY) sebagai hasil nyata konsistensi kebijakan moneter dan eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat & Daerah) dalam TPIP dan TPID.

Endang juga menyampaikan, dalam RDG Bank Indonesia pada 23-24 Agustus 2023 memutuskan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 5,75 persen, sementara suku bunga Deposit Facility (DF) tetap 5 persen dan suku bunga
Lending Facility (LF) tetap 6,50 persen

Kebijakan Bank Indonesia berfokus pada memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas. Menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia sebagai instrument operasi moneter pro market dan sebagai upaya memperkuat pendalaman pasar uang.

Kemudian, melanjutkan kebijakan
transparansi suku bunga dasar kredit
(SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga perbankan pada Sektor Perumahan dan Pariwisata.

Mengakselerasi digitalisasi system pembayaran dengan implementasi
kebijakan QRIS Tarik Tunai, Transfer dan Setor Tunai (TUNTAS), serta implementasi uji coba QRIS antar negara dengan Singapura.

“Terakhir, menyukseskan keketuaan ASEAN 2023 melalui jalur keuangan dengan 5 pencapaian yaitu local currency transaction, regional payment connectivity, inklusi keuangan dan strengthening ASEAN finance proce,” ujarnya.

Exit mobile version