Bersama Bupati Rusma, Gubernur Sumbar Kucurkan Rp 1,5 Miliar untuk Perbaiki Sumber Irigasi Palo Banda Koto Kandis

PESSEL, KLIKPOSITIF– Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi pastikan penanganan irigasi Bendungan Koto Kandis, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) segera dikerjakan.

Hal itu, ditegaskan Mahyeldi saat meninjau langsung kondisi bangunan bendungan dan jembatan yang hancur akibat banjir itu bersama Bupati Rusma Yul Anwar, Kamis 19 September 2024.

“Dalam satu hari dan dua hari alat akan kami datang, ini buat sementara supaya sawah masyarakat bisa teraliri seperti biasa,” ungkap Mahyeldi dihadapan masyarakat bersama Bupati Rusma Yul Anwar.

Selain untuk sementara waktu, Mahyeldi juga memastikan perbaikan bendungan dengan bangunan free intake dengan nilai Rp 1,5 miliar.

“Untuk jangka panjang juga sudah disiapkan gambar, dan secepatnya kita bangun free intek dengan anggaran Rp1,5 miliar. Insyaallah dua pekan lagi dimulai,” terangnya.

Sementara untuk memperbaiki secara utuh, lanjut Gubernur pihaknya mesti harus menyiapkan anggaran Rp 30 miliar untuk membangun bendungan dan jembatan.

Sementara itu, Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, sejak awal jembatan dan bendungan irigasi Koto Kandis pihaknya sudah berkoordinasi untuk penanganannya.

Namun, karena butuh proses, sehingga Provinsi melalui Gubernur baru bisa menjawab secara langsung, Kamis 19 September 2024.

“Daril awal sudah langsung kami tanggapi. Karena kewenangan provinsi tentu kita harus menunggu dan Alhamdulilah, sudah dijawab langsung oleh Pak Gubernur,” terangnya.

Tokoh masyarakat Lengayang, Jamalus mengatakan, irigasi yang mengalir dari Bendungan Koto Kandis merupakan sumber air utama bagi petani di Lengayang.

“Semenjak banjir melanda, irigasi mati total. Padahal ini adalah sumber mata air utama bagi masyarakat Lengayang,” terangnya.

Ia menjelaskan, bendungan ini sangat vital untuk menghidupkan kembali lahan persawahan yang kini telah terbengkalai sejak rusak.

“Ini adalah salah satu lumbung padi terbesar di Pesisir Selatan. Namun saat ini, perekonomian kami lumpuh karena sawah-sawah tidak bisa dioperasikan,” tambah Jamalus.

Masyarakat sebelumnya telah mencoba melakukan gotong royong untuk memperbaiki aliran air, namun usaha tersebut tidak berhasil karena bendungan kembali rusak.

Exit mobile version