Berkunjung ke See Hin Kiong, Kelenteng yang Simpan Puluhan Arca Ratusan Tahun

Pada saat Imlek, kelenteng ini menjadi tempat berkumpulnya warga Tionghoa Padang.

Kelenteng See Hin Kiong (Ocky Anugrah Mahesa)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Kelenteng See Hin Kiong adalah tempat pusat ibadah warga Tionghoa di Kota Padang.

Kelenteng ini terletak di kawasan Pondok, Padang Selatan.

Kelenteng ini berdiri sejajar dengan rumah duka.

Rumah duka tersebut tempat warga Tionghoa melakukan peribadatan untuk yang meninggal dunia.

Kelenteng yang terkenal saat ini merupakan bangunan baru.

Sedangkan bangunan lama terletak tidak jauh dari bangunan baru ini.

Pada saat Imlek, kelenteng ini menjadi tempat berkumpulnya warga Tionghoa Padang.

Mereka berkumpul dan beribadah pada malam pergantian tahun sesuai dengan penanggalan Cina.

Klikpositif pada Minggu (30/1) malam WIB mendapatkan kesempatan mengunjungi bagian dalam bangunan kelenteng tersebut.

Saat memasuki kelenteng, tampak banyak ornamen hingga arca dewi dan dewa kepercayaan warga Tionghoa.

Arca dewa-dewi itu berjejer rapi di bagian samping dan depan tempat ibadah.

Selain arca dewa-dewi, juga terdapat arca pengawal para dewa-dewi ini.

Jumlahnya pun diperkirakan mencapai puluhan.

Menurut Humas Kelenteng See Hin Kiong, Indra Lee, tempat ibadah ini sejatinya telah ada di Kota Padang sejak tahun 1841 silam.

Ia mengatakan, arca-arca serta ornamen pelengkap bangunan kelenteng ini juga telah berumur ratusan tahun.

“Rata-rata arca-arca itu didatangkan dari Cina,” katanya.

Umur arca ini, sebut Indra diketahui dari sebuah genta (lonceng) yang terpajang di bagian sudut kelenteng.

Genta yang terbuat dari besi padu itu tampak menggantung di wadah yang terbuat dari kayu.

“Saya tahunya kalo arca disini sudah berumur ratusan tahun dari genta ini. Sebab genta ini ada bersamaan dengan kelenteng ini dibangun,” jelasnya.

Pada bagian luar genta ini tampak beberada tulisan huruf Cina yang menegaskan tanggal pembuatan arca dan ornamen lainnya dalam kelenteng.

“Tanggalnya saya ketahui dari genta ini,” ujar dia.

Salah satu arca yang menarik perhatian Katasumbar adalah arca dewi Kwan Im.

Arca ini terletak di bagian depan tempat ibadah bersama dua arca lain yang ditaruh di samping arca sang dewi ini.

Arca dewi Kwan Im ini tampak berwarna emas, yang kemudian bagian badan arca ini dipasangi kain berwarna jingga.

Sementara di bagian arca ini terdapat papan identitas yang bertuliskan “Koean Im Hoe Tjo” yang berfungsi sebagai penanda dan identitas sang dewi.

Dewi Kwan Im sendiri bagi warga Tionghoa merupakan sosok yang sangat sakral.

Sosok yang melambangkan kasih sayang dalam kebudayaan Tionghoa.

Sedangkan dua arca yang ada di sebelahnya terdapat tulisan “San Pai Tjo Soe” dan “Mak Tjo Po”.

“Itu lah arca dewa-dewi yang ada di kepercayaan kami,” sebut Indra.

“Arca dewa-dewi dan pengawalnya ini sudah ada sejak kelenteng ini dibangun di Padang, umurnya sudah ratusan tahun,” imbuhnya.

Kemudian di bagian lain juga terdapat arca-arca yang bernilai penting bagi warga Tionghoa di Padang.

Puluhan arca tersebut tampak tersebar di banyak sisi kelenteng.

Saat imlek, arca itu dibersihkan dan dicat ulang demi kekhusyukan ibadah.

“Seperti arca dewi Kwan Im ini. Ada beberapa bagian yang rusak itu diperbaiki kemudian dicat ulang,” ucap Indra.

Di sisi lain, imlek tahun ini merupakan tahun macan air. Pada tahun ini, warga Tionghoa mengharapkan kelancaran di tengah pandemi.

Selain itu, imlek juga menjadi ajang merayakan keberagaman yang ada di Kota Padang.(*)

Exit mobile version