PAYAKUMBUH, KLIKPOSITIF – Beragam pertunjukan telah disajikan selama dua malam (11-12/06/2022) di Agam Jua Cafe, Payakumbuh dalam gelaran Galanggang Silek Tradisi. Mulai dari Silek Harimau, Silek Kumango, Sitaralak, tarian Sibua-buai, serta ragam seni pertunjukan yang diolah dari gerakan silek.
Ketua Ikatan Pencak Silat (IPSI) Sumatera Barat, Supardi menyebut bahwa macam-macam permainan tersebut baru sebagian kecil aset kebudayaan di bidang silek tradisi.
“Yang telah kita saksikan selama dua malam ini baru sebagian kecil aset kebudayaan yang kita miliki. Masih ada ratusan aliran silek tradisi dan permainan-permainan tradisional yang belum kita saksikan. Bahkan mungkin masih ada yang belum berhasil kita identifikasi,” ujar sosok yang juga menjabat Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat itu.
Lebih lanjut, ia kembali mengingatkan bahwa silek tradisi merupakan identias budaya orang Minang yang tak ternilai harganya. Namun keberadaan silek tradisi itu sendiri kini tengah terancam. Banyak faktor yang menyebabkannya, persoalannya cukup rumit.
Karenanya, ia meminta rekan-rekan legislator lainnya ikut mendorong tumbuh kembangnya kebudayaan tradisi seperti silek. Ia juga berharap Pemerintah Kota serta Kabupaten terus aktif menjaga dan memperhatikan silek tradisi yang ada di masing-masing wilayah administratif.
“Kerja seperti ini tentu harus dilakukan bersama-sama Pemerintah Provinsi, segenap OPD,serta para budayawan yang peduli dengan kelangsungan silek tradisi,” lanjutnya.
Supardi selaku Ketua IPSI Sumbar, juga menyatakan komitmen untuk turut aktif melestarikan dan mengembangkan silek tradisi. Ia juga mengapresiasi atas digelarnya iven Galanggang Silek Tradisi ini.
“Kita akan teruskan iven-iven koloborasi seperti ini,” tambahnya.
Galanggang Silek Tradisi sendiri merupakan iven kolaborasi antara DPRD Provinsi Sumatera Barat, UPTD Taman Budaya, budayawan, serta segenap tuo silek dan sasaran-sasaran silek tradisi. Sebanyak 12 sasaran (perguruan) silek tradisi dari penjuru Minangkabau ikut berpartisipasi dalam iven ini.
Secara konsep, Galanggang Silek Tradisi memang beda dengan pertunjukan silek umumnya. Menurut kurator Galanggang Silek Tradisi, iven ini dirancang untuk menampilkan silek secara lebih utuh.
“Jika festival silek umumnya bersifat seremoni, Galanggang Silek Tradisi ingin menghadirkan silek lebih dari itu. Kita ingin memperlihatkan bahwa silek bukan sebatas gerak,” tuturnya.
Benar saja, selama dua malam berlangsungnya Galanggang Silek Tradisi, penonton yang hadir disuguhkan beragam seni pertunjukan yang tidak biasa.
Silek Kumango Balubuih yang tampil di malam pertama, misalnya, tidak hanya menampilkan gerak pencak, namun mempertujukkan juga bagaimana proses pewarisan ilmu silek. Mulai dari prosesi pengantaran calon murid (anak sasian) sampai sang murid diterima dan berlatih bersama teman seperguruan.
Tidak sampai di sana, dalam pertunjukan tersebut, juga diperlihatkan bagiaman adab meminta berguru, lengkap beserta sarat-sarat yang harus dibawa seorang calon murid. Berbagai sarat tersebut, yaitu sebilah pisau, cermin, sisir rambut, serta kain putih, juga memiliki maknanya masing-masing.
Ada juga Sasaran Silek Sinar Tampalo yang menampilkan Silek Harimau Tampalo. Seni pertunjukan sasaran silek dari Sijunjung ini mengisahkan tentang dua orang perempuan yang berlatih silat dengan seekor anak harimau beserta dua ekor anaknya.
Malam kedua Galanggan Silek Tradisi diisi oleh sasaran Harimau Tongga dari Pesisir Selatan yang menampilkan Tari Sibuai-buai dengan tabuhan gendanya yang misitis; Palito Hati dari Padang yang menampilkan permainan sileknya yang meriah.
Kemudian pandeka-pandeka dari sasaran Harimau Sakato, Kab Solok, yang menampilkan silek dan dabuih (debus/ilmu kebal senjata tajam) yang membuat jantung penonton berdebar kencang; Silek Pangian Rantau Batanghari, Dharmasraya, yang dikenal dengan silek pengobatannya dengan gerak silatnya yang lemah lembut nanum intens.
Kelompok dari Kampuang Silek Talang Babungo yang menutup malam kedua dengan menampilkan permainan Kurambiak Asih Lukah (lukah gila).
Malam ketiga ini, Senin (12/6/2022) sejumlah sasaran masih akan mempertunjukkan keunikan sasaran sileknya serta seni pertunjukan yang diolah dari silek tradisi. Ada sasaran Lubuak Saiyo/ Gajah Malereang dari Kota Solok, Minsai Alfitrah dari Payakumbuh, Dabuih Maninjau dari Agam, sasaran Karang Indah dari Padangpariaman, serta Tanjung Bungo Batu Patah Pagaruyung.