PADANG, KLIKPOSITIF- Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menilai saat ini moral generasi muda mengalami tingkat degradasi yang tinggi.
Peningkatan degradasi yang tinggi itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya pemahaman agama dan adat, pergaulan bebas (LGBT), narkoba, pengaruh negatif kemajuan teknologi, pengaruh budaya barat, kurangnya pengawasan orangtua, Niniak Mamak dan Bundo Kanduang.
Oleh karena itu salah satu bentuk peran Niniak Mamak selaku penanggungjawab kaum dilingkungan anak kemenakannya, dapat dilihat berdasarkan kewenangan dalam menjatuhkan sanksi sosial terhadap anak kemenakan dan kaum yang di pimpinnya bila melanggar.
“Sebab bila sanksi dijatuhkan, maka tidak akan ada lagi pembelaan lain yang bisa menggugatnya. Karena peran penting itulah, seorang Niniak Mamak sangat dihargai di Minangkabau,” ungkap Mahyeldi saat membuka Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pemangku Adat dengan mengangkat tema โDari niniak turun ka mamak, dari mamak turun ka kamanakanโ, Sabtu (3/9) di Bukittinggi.
Kemajuan zaman dan arus globalisasi juga membuat tugas dan beban Bundo Kanduang di tengah masyarakat semakin berat. Bundo Kanduang dituntut untuk memperkuat peran dalam membentengi anak sekaligus memelihara adat dan budaya Minangkabau.
Sebagai Bundo Kanduang di dalam kaum atau keluarga, perempuan Minang harus memiliki sifat kepemimpinan dan Ibu sejati. Hal ini penting, karena Ibu tempat bertanya, ditiru dan menjadi teladan lingkungan keluarganya.
“Kami berharap peserta yang hadir dapat mengikuti bimtek dengan seksama agar apa yang didapat dari narasumber hendaknya bisa dikembangkan dilingkungan masing-masing,” katanya.
Dalam kesempatan itu, gubernur meyakinkan semua yang hadir bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan terus bergerak untuk pelestarian warisan adat dan budaya. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan, bahwa Pemerintah diberikan tanggung jawab dalam perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan yang mana adat istiadat merupakan salah satu objeknya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, H. Syaifullah mengatakan dengan dilaksanakannya Bimtek ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta dalam melaksanakan tugas dan perannya masing-masing.
“Setelah dipahami, tentunya kita berharap bisa disampaikan juga kepada generasi penerus dalam menjaga adat istiadat dan budaya Minangkabau,” ujarnya didampingi Kabid Sejarah Adat dan Nilai-nilai Tradisi Fadhli Junaidi.
Selaku Kepala Dinas Kebudayaan, ia mengharapkan seluruh peserta agar fokus dalam mengikuti kegiatan ini hingga selesai, bersama melestarikan nilai โ nilai adat dan budaya Minangkabau yang akan diwarisi dari generasi ke generasi muda.
Selanjutnya, ia juga mengajak dan menekankan kepada seluruh peserta dan panitia untuk tetap menerapkan protokol covid-19 selama pelaksanaan, seperti secara rutin mencuci tangan, memakai masker dan hal-hal lainnya, berhubung belum dicabutnya status pandemi.
Sementara itu, Anggota DPRD Sumbar Maigus Nasir mengatakan kegiatan Bimtek bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para tokoh-tokoh adat, niniak mamak, alim ulama dan Bundo kanduang dalam menjalankan fungsinya di tengah masyarakat.
“Kami akan terus mendukung apapun yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, termasuk mendukung peran niniak mamak alim ulama dan Bundo kanduang di tengah masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan Bimtek dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, yakni dari tanggal 3 hingga 5 September 2022 di Hotel Grand Rocky, Bukittinggi. Narasumber terdiri dari Anggota DPRD Sumbar Maigus Nasir, Tokoh Adat Sumbar Yus Dt. Parpatiah, Buya Masโoed Abiddin, dan Bundo Kandung Minangkabau Raudha Thaib.
Peserta kegiatan sebanyak 75 orang yang terdiri dari unsur alim ulama, niniak mamak dan bundo kanduang yang berasal dari Kota Padang.