SOLOK SELATAN, KLIKPOSITIF — Kebun Teh Liki memiliki luas 2.025 hektare dan terhampar di ketinggian 600 hingga 1300 meter di atas permukaan laut (MdPL). Kebun ini diklaim yang terluas di dunia pada kategori satu hamparan.
Kebun teh Liki ini mampu menghasilkan teh siap seduh sebanyak 4800 ton pertahun dan 10 persen dari total itu diekspor ke pasar luar negeri.
Pengelolaan kebun teh dilakukan oleh PT Mitra Kerinci, dari jumlah pertahun, setiap harinya perusahaan milik negara tersebut mampu memproduksi teh sebanyak 80 ton.
“Pasar perusahaan kami sudah menjangkau Eropa dan Asia untuk produk teh premium dan pasar lokal Indonesia untuk produk teh utama,” kata CEO PT Mitra Kerinci, Yosdian Adi pada KLIKPOSITIF.
Pengolahan teh dilakukan oleh tenaga profesional PT Mitra Kerinci. Proses produksi teh dari pucuk daun hingga menjadi bahan mentah siap seduh menempuh 7 tahap.
Pertama, daun teh yang sudah dipetik dikumpulkan di Stasiun Weathearing Trough. Mandor Senior Pabrik Pengolahan Teh Mitra Kerinci, Suparwijati menyebut, pada proses awal ini pucuk daun teh melalui proses pelayuan.
“Pada tahap pertama ini pucuk daun teh disimpan dalam satu ruangan selama 5 hingga 7 menit untuk menjaga kesegeran daun,” sebutnya.
Setelah pelayuan, pucuk daun teh akan dipanaskan dalam mesin Rotari Panner dengan suhu sampai 200° Celcius selama paling lama 7 menit.
“Mesin Rotari Panner ini akan mengurangi 65 persen kadar air serta menghilangkan kadar enzim dalam daun teh,” tuturnya.
Menurut dia, persentase kadar air pada daun teh akan mempengaruhi rasa dan aroma teh, “Semakin sedikit kadar airnya, rasa dan aromanya semakin bagus,” ujar Suparwijati.
Usai dipanaskan, daun teh akan didinginkan. Pendinginan pucuk daun tersebut adalah tahap ketiga pengolahan teh. Tahap pendinginan ini dilakukan agar tidak terjadi fermentasi zat daun teh, selain itu juga untuk mendapatkan hasil seduhan yang lebih sempurna.
Setelah didinginkan, pada tahap keempat, pucuk daun akan dibentuk dan digulung di mesin Open Top Roller (OTR). Tahap keempat ini partikel-partikel pucuk daun Cammelia Sinensis akan dipisahkan selama 25 hingga 40 menit.
“Dari mesin OTR itu akan ketahuan mana daun yang bagus untuk diolah kembali dan mana yang tidak,” kata Suparwijati kemudian.
Selanjutnya pucuk daun akan dikeringkan. Pengeringan pada tahap ke lima ini untuk menyigi kadar air output daun teh.
“Kadar air output daun teh yang terbaik itu diangka 38 persen. Karena kalau terlalu basah pastinya akan mempengaruhi rasa dan ketahanan daun itu sendiri. Pengeringan pertama ini dilakukan dari 17 hingga 25 menit,” paparnya.
Proses selanjutnya adalah pengeringan daun teh di mesin Ball Tea. Tahap ini merupakan bagian yang penting karena daun teh akan dikeringkan untuk kedua kalinya untuk mendapatkan kadar air yang tidak boleh lebih dari 5 persen.
“Tahap ini membutuhkan waktu yang cukup lama, 8 sampai 12 jam. Pada pengeringan kedua ini kadar air tidak boleh lebih dari 5 persen, karena jika berlebih, daun teh tersebut akan cepat berjamur dan busuk,” jelas Suparwijati.
Pada tahap terakhir, daun teh tersebut akan dibedakan tingkat kehalusannya, proses itu dinamakan dengan proses sortasi, kemudian daun teh yang telah disortir tersebut akan dikemas dan didistribusikan ke konsumen.
Daun Teh Terbaik
Secara umum, pengolahan daun teh di PT Mitra Kerinci ini sama dengan pabrik pengolahan teh lainnnya. Namun apa yang membuat teh hasil olahan perusahaan BUMN itu berbeda dari segi rasa dan aroma?
General Manager Finance and Comercil PT Mitra Kerinci, Yohanes Agung Triwidodo menyebut perbedaan rasa dan aroma teh yang diolah di pabrik Liki tersebut terletak pada waktu proses pengolahan dan daun teh yang akan diolah.
Di Liki sendiri, pucuk daun yang diolah pun adalah daun yang memiliki kualitas terbaik.
“Kami hanya mengolah pucuk yang memiliki 3 daun, karena Peco (P+3) dari pucuk tersebut memiliki tingkat kehalusan yang sangat bagus dan tentunya hal itu berpengaruh pada rasa seduhan,” pungkas Yohanes.(*)