Bawaslu Kabupaten Solok Ajak Generasi Muda Kawal Pemilu Serentak 2024 melalui Pengawasan Partisipatif

Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif

Sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif bagi pelajar, mahasiswa dan generasi muda Kabupaten Solok di D'relazion Kota Solok.(Klikpositif)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

Kota Solok, Klikpositif – Bawaslu Kabupaten Solok menggandeng berbagai kalangan dalam mengawasi dan menyukseskan pemilu serentak 2024. Salah satunya dari kelompok generasi muda yang menjadi pemilih terbesar dalam pesta demokrasi 14 Februari 2024 mendatang.

Plh. Ketua Bawaslu Kabupaten Solok, Ir. Gadis mengatakan, dari data yang ada, lebih dari separuh pemegang hak pilih di Pemilu 2024 merupakan anak muda. Artinya, kesuksesan pemilu 2024 tidak lepas dari andil generasi muda.

“Peranan generasi muda dalam menyukseskan pemilu serentak 2024 sangat vital. Untuk itu, kami mengajak generasi muda untuk memainkan perannya dalam menyukseskan pemilu,” ajak Ir. Gadis saat sosialisasi pengawasan partisipatif, Jumat (26/1/2024) di Aula D’relazion.

Sosialisasi tersebut diikuti perwakilan dari organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan dan juga pelajar dari sekolah umum dan pondok pesantren. Juga hadir Komisi Bawaslu, Haferizon serta unsur terkait lainnya.

Dalam sosialisasi itu, Bawaslu juga melibatkan dua akademisi muda asal Solok. Aidil Aulia yang merupakan dosen IAIN Imam Bonjol dan Dalmenda, Dosen Universitas Andalas Padang.

Gadis mengharapkan, tokoh-tokoh muda yang ada di Kabupaten Solok menjadi agen yang ikut menyosialisasikan suksesi pemilu dan pengawasan. Tidak hanya di lingkungan sekolah atau kampus, namun juga keluarga dan masyarakat.

“Anak muda merupakan generasi yang akrab dengan teknologi. Mari manfaatkan itu untuk berpartisipasi aktif mengajak teman, keluarga dan masyarakat untuk menggunakan hak suara serta mengawal bersama pelaksanaan tahapan pemilu,” ajaknya.

Mantan ketua KPU Kabupaten Solok itu mengakui, pengawasan pemilu tidak bisa mengandalkan Bawaslu dan jajaran hingga pengawas TPS. Mustahil bisa mengawasi seluruhnya dengan keterbatasan jumlah tenaga.

“Jika kita kalkulasikan, petugas dari Komisioner sampai pengawas TPS hanya berkisar 1500 orang. Sementara yang diawali lebih kurang 287 ribu lebih. Seorang pengawas harus mengawal hampir 200 orang, dan mustahil terkawal seluruhnya,” ujar Gadis.

Sementara itu, Komisioner Bawaslu, Haferizon mengharapkan, generasi muda lebih melek dan peduli dengan pemilu dan politik. Masa depan bangsa dan negara berada di tangan para generasi muda.

“Generasi muda merupakan kunci dan kekuatan demokrasi. Untuk itu, mari kita gunakan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bangsa dan negara. Datang ke TPS, berikan hak suara dan kawal pelaksanaan pemilu,” tuturnya.

Dengan keikutsertaan generasi muda, diharapkan target partisipasi masyarakat pada pemilu 2024 mencapai angka 77,5 persen. Target tersebut menjadi tugas berat semua elemen agar masyarakat menggunakan hak pilihnya pada pemilu 14 Februari 2024.

Exit mobile version