PADANG, KLIKPOSITIF- PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) terus berkomitmen meningkatkan edukasi masyarakat terkait perlindungan kesehatan dan perencanaan keuangan jangka panjang.
Komitmen itu diwujudkan dengan menggelar Talkshow di Padang bertajuk Pencegahan Awalmu, Sehatkan Masa Depanmu, Selasa (20/9) di Mercure Hotel Kota Padang.
Pada kesempatan itu AXA Mandiri memperkenalkan inisiatif bernama Digital Health Check Up di mana nasabah dapat mengukur sendiri (self assessment) kesehatan fisik dan mentalnya. Dalam hitungan detik, akan keluar asumsi profil kesehatan masing-masing nasabah.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran nasabah terhadap risiko penyakit dengan cara yang fun dan engaging. Fitur baru tersebut dapat diakses secara gratis melalui Emma AXA Mandiri di website www.axa-mandiri.co.id/web/customer.
Direktur AXA Mandiri Rudi Nugraha menyebutkan Inisiatif Digital Health Check Up merupakan bagian dari strategi AXA Mandiri untuk menggugah kesadaran masyarakat akan kesehatan, salah satunya adalah dengan deteksi dini yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja melalui fitur ini.
AXA Mandiri terus menghadirkan berbagai inisiatif untuk mendampingi keluarga Indonesia dalam meningkatkan gaya hidup sehat, hingga mengantisipasi risiko hidup melalui solusi perlindungan.
Melengkapi inisiatif AXA Mandiri tersebut, dr. Diego Lesgenia, SpPD dari RS Hermina Padang mengatakan bahwa pencegahan deteksi dini perlu dilakukan, termasuk untuk mengetahui potensi risiko penyakit kritis.
Selain dengan self assesment masyarakat juga perlu melengkapi diri dengan medical check up secara reguler, guna mendeteksi dan mengidentifikasi kelainan organ tubuh.
Selain itu, melengkapi diri dengan perlindungan asuransi dan BPJS kesehatan sebagai antisipasi apabila risiko yang tidak diinginkan terjadi sangat dianjurkan. Sebab, BPJS Kesehatan mencatat, jantung menjadi penyakit yang memiliki klaim paling besar hingga Desember 2022.
BPJS Kesehatan telah membiayai pengobatan penyakit jantung hingga Rp12,14 triliun, diikuti dengan kanker sebesar Rp4,5 triliun, stroke Rp3,2 triliun, dan gagal ginjal Rp2,15 triliun. Secara total, biaya penyakit katrastopik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, sirosis hati, thalasemia, leukimia, dan hemofilia) BPJS Kesehatan di tahun 2022 bertambah 18,6% dibanding 2021.
Pada kesempatan yang sama, AXA Mandiri menyerahkan secara simbolis manfaat Asuransi Mandiri Perlindungan Sejahtera sebesar Rp1,1 miliar lebih ke Rachmawati ahli waris dan juga istri dari nasabah bernama Nurdin Solichul Romadhan.
Nurdin merupakan nasabah AXA Mandiri sejak tahun 2020. Polis ini memberikan perlindungan berupa manfaat santunan meninggal dunia karena sebab apa pun, manfaat santunan meninggal dunia karena kecelakaan dan manfaat investasi jika ada.
โSambil meningkatkan kesadaran kesehatan dan melakukan pencegahan dini, ada baiknya juga mempersiapkan potensi risiko yang dapat menimpa siapa dan kapan saja dengan memiliki perlindungan asuransi,” kata Rudi.
Melalui manfaat asuransi yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, maka kondisi keuangan dan rencana masa depan tidak akan terganggu, serta memiliki peace of mind, karena biaya yang timbul akibat risiko tersebut akan dialihkan kepada perusahaan asuransi.
Saat ini AXA Mandiri memiliki sederet solusi perlindungan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan masyarakat. Di antaranya, Asuransi Mandiri Secure CritiCare (MSCC) sebagai solusi perlindungan dwiguna yang berlimpah manfaat.
Asuransi MSCC menyediakan manfaat perlindungan penyakit kritis, yaitu kanker, stroke, dan gagal ginjal dari stadium awal hingga akhir, manfaat meninggal dunia hingga 250% uang pertanggungan (UP) hingga kenaikan UP meninggal dunia sebesar 3% setiap tahun tanpa penambahan premi sesuai dengan ketentuan polis. Melalui Asuransi MSCC, nasabah akan terbantu dalam hal biaya pengobatan kanker yang menurut data BPJS sangat besar tersebut.
Selain itu, bagi masyarakat yang berada diusia produktif dan ingin memiliki perlindungan komprehensif dalam satu produk, serta ingin mewujudkan mimpi masa depan, dapat memilih Asuransi Mandiri Flexi Proteksi (MFP). Solusi ini menyediakan manfaat meninggal dunia, kesehatan, perlindungan terhadap 77 kondisi kritis, serta pengembalian premi hingga 120% dari total premi dasar yang telah dibayarkan selama masa pembayaran premi, sesuai dengan ketentuan polis.
Hadirnya kedua produk ini merupakan wujud komitmen AXA Mandiri, untuk menyediakan solusi perlindungan kepada beragam segmen masyarakat, di setiap tahap kehidupan mereka yang selalu berubah. Hal ini juga menjadi bentuk respon AXA Mandiri terhadap kebutuhan proteksi yang selalu berkembang, guna mencapai kualitas hidup yang lebih baik, kerena masa depan seharusnya tidak berisiko.
Berangkat dari fakta tersebut, AXA Mandiri secara rutin menggiatkan edukasi kesehatan kepada masyarakat termasuk kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan tajuk โLebih Sehat, Lebih Cermat, Lebih Mandiriโ.
Dalam acara ini, selain memberi edukasi, AXA Mandiri juga memberikan perlindungan Asuransi Mandiri Mikro Sejahtera kepada 50 pelaku UMKM yang hadir sebagai wujud inklusi keuangan. Produk ini memberikan perlindungan berupa santunan tunai rawat inap, santunan biaya pembedahan hingga santunan meninggal dunia karena sebab apa pun dengan premi yang lebih terjangkau.
Komitmen AXA Mandiri dalam memberikan perlindungan juga tercermin dari nilai klaim dan manfaat asuransi yang diberikan sepanjang tahun 2022. Pada tahun 2022 AXA Mandiri telah membayarkan klaim dan manfaat asuransi senilai hampir Rp12 triliun.
Jumlah ini meningkat 32% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp9,05 triliun. Sedangkan di Sumatera Barat sendiri, pada tahun 2022 AXA Mandiri telah membayarkan klaim dan manfaat asuransi lebih dari Rp600 juta. Jumlah ini meningkat 6 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Talkshow dihadiri oleh Direktur AXA Mandiri Rudi Nugraha, Executive Vice President Intermediary Business Schroders Indonesia, Reni Raharja, dan dr. Diego Lesgenia, SpPD dari RS Hermina Padang, dan penyintas kanker Bambang Reguna Bukit (Bams Eks Samsons) sebagai pembicara, yang membahas tentang penyakit kritis, perkembangan makro ekonomi Indonesia, serta perlindungan kesehatan dan keuangan.