AWR Ingin Bung Hatta dan Buya Hamka Baru Lahir di Agam

Melestarikan dan membudayakan adat istiadat dengan falsafah Adat Basandi Sara', Sara' Basandi Kitabullah (ABS-SBK) menjadi moto dan pilar utama kepemimpinan Bupati Agam Dr. H. Andri Warman dalam memajukan pembangunan Kabupaten Agam.

Bupati Agam Andri Warman

Bupati Agam Andri Warman (AMC)

AGAM, KLIKPOSITIF — Melestarikan dan membudayakan adat istiadat dengan falsafah Adat Basandi Sara', Sara' Basandi Kitabullah (ABS-SBK) menjadi moto dan pilar utama kepemimpinan Bupati Agam Dr. H. Andri Warman dalam memajukan pembangunan Kabupaten Agam.

Hal itu ditegaskan bupati, saat menghadiri acara lomba pasambahan adat tingkat SMP se-Kabupaten Agam, Senin (29/3) di Balairung Rang Agam.

“Kita ingin anak muda Agam menjadi pionir masalah pasambahan adat istiadat di Sumatera Barat,” ujar Bupati Andri Warman dilansir dari AMC.

Jelas bupati, cita-cita itu akan terjadi, apabila semangat anak muda disertai wadah ninik mamak, alim ulama, LKAAM dan elemen masyarakat terlibat bahu-membahu menyatukan persepsi dalam menggapainya.

Satu harapan besar bupati, menginginkan generasi penerus mengikuti jejak para tokoh dan ulama besar di Sumatera Barat, yakni Buya Hamka dan Bung Hatta, serta sejumlah tokoh nasional lainnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat ABS-SBK.

“Kita harapkan akan lahir Bung Hatta-Bung Hatta baru atau Buya Hamka baru di Kabupaten Agam nantinya,” pinta bupati.

Tergerusnya nilai-nilai adat dan budaya (ABS-SBK) di kalangan anak muda, jelas bupati, perlahan akan menghilangkan jati diri generasi terhadap nenek moyang Minangkabau.

Potensi pasambahan adat, bupati menceritakan bahwa setiap acara adat yang dihadirinya, nyaris orang yang menyampaikan dan membuka kata pasambahan adalah orang-orang itu saja yang sudah menginjak usia dewasa atau lansia.

Oleh karena itu, hadirnya pemerintah terang bupati, sebagai stimulus bagi pemangku kepentingan agar tergerak melakukan kegiatan mengenai adat istiadat. Salah satunya, lomba pasambahan adat di tingkat sekolah.

Lebih jauh, bupati menerangkan pentingnya pasambahan adat yang tergandung dalam ABS-SBK, selain melestarikan falsafah nenek moyang, pasambahan akan membuat generasi muda fasih dalam bertutur dengan mengedepankan kata yang terangkai dan terurai secara rapi dan indah.

“Nah, disitu terdapat kato nan ampek. Kato mandaki, malereng, mandata dan manurun. Maka, begitu pentingnya nilai-nilai adat istiadat Minangkabau dalam sendi kehidupan kita,” tegas bupati.

Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan nanti, bupati akan memasukkan adat istiadat ABS-SBK ke dalam pelajaran tambahan atau ekstra kurikuler di sekolah beserta mata pelajaran bahasa Inggris dan Tahfiz Al-Qur'an.

“Insya Allah, segera kita realisasikan,” tambah bupati.

Exit mobile version