Audy Tak Mau Kalah dari Mahyeldi, Dini Hari Seruduk Rumah Warga di Pasaman, Bawa Bantuan Rp 25 Juta

Audy mengatakan, bantuan bedah rumah ini merupakan bantuan dari Baznas yang artinya zakat yang dikumpulkan dari masyarakat Sumbar disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya

Wagub Sumbar Audy Joinaldy saat menyerahkan bantuan kepada warga di Pasaman

Wagub Sumbar Audy Joinaldy saat menyerahkan bantuan kepada warga di Pasaman (Istimewa)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

PASAMAN, KLIKPOSITIF -Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy mulai mengikuti ritme Gubernur Mahyeldi Ansharullah. Salah satunya singgah sahur dan menyerahkan bantuan bedah rumah sebesar Rp25 juta kepada warga kurang mampu. Singgah sahur ini biasa dilakukan oleh Mahyeldi di bulan Ramadan.

Terbukti, ketika Audy Joinaldy, membuat keluarga Jamasyir (79) bersama Istrinya Hermaneli (76) sangat kaget saat membuka pintu. Mereka tidak menyangka, orang nomor dua di Pemprov Sumbar itu mau berkunjung ke rumahnya pada dini hari pukul 3.30 WIB jalan Nuri no 11 Tanjuang Baringin, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Kamis (29/4/2021).

Sontak, Jamasyir langsung memanggil anak dan cucunya untuk bisa bersalaman dengan Wakil Gubernur Sumbar. Dengan bersamaan mereka berlari menemui Audy Joinaldy, seketika rumah panggung yang berdinding dan lantai papan itu bergoyang seakan mau roboh.

“Cepatlah kamari ada Pak Wagub Sumbar datang ke rumah kita,” teriak Jamasyir kepada anak dan istrinya.

Sambil bersalaman, mereka mempersilahkan Wagub Audy masuk ke dalam rumahnya. Terlihat rumah yang sangat sederhana tersebut yang tidak memiliki kursi tamu itu, Jamasyir dan anaknya Mimimerlina (46) membentangkan tikar.

“Senang rasanya Pak Wagub datang ke rumah buruk kami, jarang orang mau singgah apalagi pejabat,” ujarnya.

Melihat rumah yang dihuni Jamasyir berserta keluarga, Gubernur Sumbar sangat prihatin. Rumah tua berdinding papan bergoyang saat dinaiki. Belum lagi lantai papan sudah banyak berlobang, akibat termakan usia.

Kemudian, usai makan sahur bersama, Audy Joinaldy menjelaskan kehadirannya bersama rombongan adalah singgah untuk makan sahur bersama dan menyerahkan bantuan bedah rumah, senilai Rp25 juta.

Audy mengatakan, bantuan bedah rumah ini merupakan bantuan dari Baznas yang artinya zakat yang dikumpulkan dari masyarakat Sumbar disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.

“Saya hanya memperpanjang tangan dari masyarakat Sumbar untuk menyampaikan amanah menyerahkan zakat ini,” kata Audy.

Ia juga mengatakan, bantuan bagi keluarga yang memiliki rumah tidak layak huni ini merupakan salah satu upaya Pemprov Sumbar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, agar warga dapat lebih tenang dan nyaman untuk beristirahat di rumahnya

“Seperti rumah Bapak Jamasyir ini, kalau kita berjalan saja, terasa rumah ini bergoyang. Ini layak untuk dibantu, mudah-mudahan dengan bantuan ini pak Jamasyir bisa memperbaiki rumah ini segera dan keluarga bisa tinggal nyaman dan tenang,” ucapnya.

Mendengar hal itu, Jamasyir beserta istri dan anaknya tak kuasa menahan haru dan menangis. Jamasyir tak henti-henti mengucapkan rasa syukurnya.

“Alhamdulillah .. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Sudah lama kami ingin perbaiki rumah ini, karena tidak ada biaya terpaksa kami masih bertahan, apalagi anak kami Mimimerlina baru ditinggalkan (meninggal) suaminya yang juga tulang punggung keluarga disini,” isak tangis Jamasyir.

Terharu dan bersyukur, tanpa disadari mereka menangis tersedu-sedu mengucapkan Alhamdulillah dan berterima kasih kepada Wakil Gubernur Sumbar. Bahkan ia mengaku tidak pernah mengajukan bedah rumah ke Pemprov Sumbar.

Keterbatasan ekonomi menjadikan Jamasyir yang sudah tua tak memiliki pekerjaan itu tidak mampu memperbaiki rumah yang sudah rusak di berbagai bagian. Apalagi, setelah meninggalnya suami dari anaknya Mimimerlina (Mimi) pada awal bulan Januari yang lalu.

Kehidupannya sangat tergantung dari penghasilan Mimi yang berjualan kue di warung. Ia harus menanggung biaya kebutuhan hidup dan pendidikan tiga anaknya yang duduk di bangku sekolah. Dia merasa lega karena bantuan tersebut bebannya terasa ringan. (*)

Exit mobile version