KLIKPOSITIF — Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Fraksi Partai Demokrat Kabupaten Pasaman mengunjungi RSUD (rumah sakit umum darah) Lubuk Sikaping dalam rangka menyerahkan bantuan berupa masker dan alat tempat mencuci tangan.
Kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT Partai Demokrat ke-20 tahun dan untuk melaksanakan instruksi Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, yaitu Gerakan Nasional Demokrat Peduli dan Brbagi.
Kegiatan serupa juga telah dilaksanakan pada 28 Agustus 2021 dengan memberikan bantuan sembako dan masker kepada Panti Asuhan Bakti Ibu, penyerahan bantuan masker ke SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1 Lubuk Sikaping, dan MAN Pasaman.
Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pasaman Rudi Apriasi ST hadir di RSUD Lubuk Sikaping dengan didampingi oleh sejumlah pengurus DPC Demokrat Pasaman lainnya, seperti sekretaris, bendahara, dan lainnya, termasuk dari DPD Demokrat Sumbar. Ikut juga hadir sebanyak empat anggota DPRD Pasaman yang berasal dari Partai Demokrat.
Selain menyerahkan bantuan berupa masker dan alat pencuci tangan, kesempatan tersebut juga dimanfaatkan untuk berdialog dan saling tukar informasi, yang berlangsung di ruang kerja Dirut RSUD Lubuk Sikaping. Pertemuan berlangsung dalam suasana penuh keakraban.
Dalam pertemuan dengan Dirut RSUD Lubuk Sikaping, Kamis (9/9/2021), Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pasaman Rudi Apriasi ST menegaskan, pihaknya akan mendorong sinergitas antara Pemkab Pasaman dengan RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Lubuk Sikaping, terutama untuk mengatasi dan mencari jalan keluar dari sejumlah persoalan mendesak yang tengah dihadapi oleh rumah sakit plat merah itu.
“RSUD Lubuk Sikaping memang sudah berstatus BLUD (badan layanan umum daerah), tapi kan masih baru,” ujar Afrizal di Lubuk Sikaping, Kamis (9/9/2021). Karena sudah berstatus BLUD, menurut Afrizal, RSUD memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri, seperti masalah keuangan dan pembangunan. “Tapi karena masih baru (berstatus BLD), masih dihadapkan banyak keterbatasan,” ujar Rudi, yang juga anggota DPRD Pasaman itu.
Dengan kata lain, menurut Rudi, RSUD masih membutuhkan support dana dari pihak-pihak lain, termasuk Pemkab Pasaman, untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Ia menunjuk contoh keterbatasan ruang rawat inap yang dialami oleh RSUD Lubuk Sikaping. “Termasuk fasilitas penyediaan suplay listrik, yang juga dikeluhkan pengelola RSUD Lubuk Sikaping,” bebernya.
Ada alat medis di RSUD itu yang tidak bisa digunakan karena keterbatasan suplay listrik. “Ke depan kita melalui wakil Demokrat yang duduk di DPRD Pasaman mendorong Pemkab Pasaman menyediakan alat atau genset berkapasitas 300.000 kva yang memungkinkan alat dimaksud bisa dipakai sehingga tidak mubazir begitu saja,” ujar Rudi, yang juga Ketua Fraksi Demokrat di DPRD Pasaman.
Persoalan lain yang diserap anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD di Pasaman dalam pertemuan dimaksud adalah soal keterbatasan sarana dan prasarana isolasi mandiri bayi para pasien Covid-19 di RSUD itu. “Semua itu akan menjadi catatan bagi kami, dan dengan sepenuh hati akan kami perjuangkan sesuai kompetensi dan jalur yang ada,” ia menambahkan.
Rudi juga menyatakan memberi apresiasi atas kepemimpinan dr. Yong Marsuhaili, yang telah menjadi dirut (direktur utama) di RSUD itu sejak tahun 2016 lalu sampai sekarang. Afrizal menyebut kepemimpinan dr. Yong di RSUD itu banyak mampu membawa perubahan karena sejumlah langkah dan terobosannya yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Sebelumnya, Dirut RSUD Lubuk Sikaping dr. Yong Marsuhaili menjelaskan bahwa RSUD yang ia pimpin saat ini dihadapi dengan sejumlah keterbatasan. Antara lain, keterbatasan dokter spsialis. Kalau sebelumnya RSUD itu didukung dua dokter spesialis, belakangan tersisa satu, karena yang satu lagi meninggal dunia. “Akibatnya terjadi antrian yang sangat panjang,” ungkapnya.
Beruntung, menurut dr. Yong, Pemkab Pasaman arif dengan kondisi yang ada, dan akan segera merektur 15 dokter spesialis baru. “Insya Allah, pada tahun 2022 mendatang akan masuk 15 dokter spesialis baru yang akan mendukung operasional RSYD ini, melalui sistem kontrak,” ujarnya lagi.
RSUD itu hanya memiliki satu dokter radiologi, yang didatangkan dari Lubuk Basung, Kabupaten Agam. “Dia hanya masuk dua kali dalam seminggu,” katanya. “Tugasnya hanya membaca, karena kalau tidak ada dia, tidak bisa dilakukan klaim BPJS,” tuturnya.
Tapi, menurut dr. Yong, menjelang 2022 akan masuk dokter spesialis penyakit dalam untuk memprkuat. “Mudah-mudahan bulan depan yang bersangkutan sudah mulai masuk dan bekerja,” tandasnya. (syf)