Apakah Masuk Angin Termasuk Penyakit atau Kondisi Medis? Ini yang Perlu Anda Ketahui

Selain memicu gejala maag yang berkaitan dengan gangguan akibat meningkatnya asam lambung, telat makan juga bisa memengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan

ilustrasi

ilustrasi (net)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Benarkah ada kondisi medis yang disebut masuk angin? Masuk angin sering diartikan sebagai kombinasi gejala dari maag dan flu. Maag bukanlah penyakit, melainkan gejala dari gangguan pada sistem pencernaan, seperti perut begah, sakit perut, dada terasa perih, dan sering sendawa.

Sedangkan gejala flu yang biasa terjadi termasuk sakit tenggorokan, pilek, batuk, hidung tersumbat, demam, dan pegal linu. Telat makan atau melewatkan jam makan bisa saja menyebabkan gejala-gejala tersebut. Namun, gejala masuk angin ini lebih tepatnya disebabkan oleh terganggunya ritme sirkadian atau jam biologis tubuh.

Kondis telat makan, ritme sirkadian akan terganggu dan memengaruhi kerja sistem pencernaan. Saat perut kosong dan baru mengisinya dalam waktu yang lama, kondisi ini bisa menyebabkan perut kembung, mual, kram dan sakit perut. Keluhan-keluhan inilah yang sering dianggap masuk angin oleh banyak orang.

Telat makan juga bisa menyebabkan gangguan lambung, refluks asam lambung, atau tukak lambung. Meski begitu, telat makan sendiri tidak menyebabkan gejala flu, seperti batuk, bersin, atau hidung tersumbat. Namun, naiknya asam lambung bisa mengiritasi tenggorokan sehingga tenggorokan terasa nyeri.

Selain memicu gejala maag yang berkaitan dengan gangguan akibat meningkatnya asam lambung, telat makan juga bisa memengaruhi kondisi tubuh Anda secara keseluruhan. Menurut Haley Robinson, ahli diet klinis dari Piedmont Healthcare, melewatkan jam makan bisa membuat kadar gula darah menurun yang membuat Anda sulit berkonsentrasi.

Melewatkan makan juga menyebabkan metabolisme tubuh melambat. Hal ini akan membuat tubuh Anda lebih mudah lelah, lemas, lesu, bahkan mood ikut terganggu. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Ritme sirkadian yang terganggu akibat telat makan bisa membuat tubuh Anda kebingungan menentukan sensasi kenyang atau lapar.

Akibatnya, Anda bisa saja tetap makan banyak meski sudah merasa kenyang terlebih bila melewatkan sarapan atau makan siang. Kebiasaan buruk ini kemungkinan besar membuat makan lebih kalap dan terlalu banyak yang malah mempersulit proses penurunan berat badan Anda. Sebuah studi dalam jurnal Public Health Nutrition menemukan bahwa orang yang sarapan dan makan malam secara teratur cenderung memiliki pola makan yang lebih baik.

Sementara itu, orang yang sering melewatkan waktu makan sering kali mengonsumsi makanan kurang sehat, seperti makanan cepat saji dan minuman ringan.

Exit mobile version