BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF – Apa yang membuat Bukittinggi menjadi destinasi populer para wisatawan?
Ini menjadi pertanyaan banyak masyarakat, terutama bagi masyarakat dari luar daerah.
Setiap akhir pekan atau libur nasional, Kota Jam Gadang ini selalu padat pengunjung dari berbagai daerah.
Tak hanya dari beberapa daerah di Sumbar, pengunjung juga banyak berasal dari provinsi tetangga seperti Riau, Sumut dan Jambi.
Lalu, apa yang membuat Bukittinggi menjadi destinasi populer para wisatawan?
Jam Gadang
Jam Gadang yang merupakan ikon Kota Bukittinggi, selalu menjadi tujuan wisata pengunjung.
Tak lengkap rasanya ke Kota Bukittinggi, jika tidak berkunjung ke Jam Gadang.
Jam Gadang ini buka 24 jam, dan siapa saja boleh ke tempat ini, tanpa harus membayar karcis atau tiket masuk.
Karena merupakan wisata gratis dan pesona Jam Gadang yang memukau membuat pengunjung betah lama-lama di tempat ini.
Jam Gadang ini sendiri berada di jantung kota, tepatnya di kawasan Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi.
Tinggi menara Jam Gadang ini mencapai 26 meter. Ada empat sisi menara jam, yang masing-masingnya berdiameter 80 senti meter.
Jam Gadang ini sendiri dibangun pada tahun 1926 hingga tahun 1927 pada masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Hawa Sejuk
Ketinggian Kota Bukittinggi dari permukaan laut berkisar 780 hingga 950 meter.
Dari Kota Bukittinggi akan terlihat jelas Gunung Marapi dan Gunung Singgalang.
Tidak seperti di Kota Padang yang cenderung panas, Kota Bukittinggi justeru berhawa sejuk.
Dari data BPS Kota Bukittinggi, Suhu di Kota Bukittinggi berkisar antara 16,1 hingga 24,9 derajat celcius.
Hawa sejuk akan terasa menusuk saat malam hari, sehingga pengunjung harus mempersiapkan baju tebal.
Untuk kelembapan udara berkisar antara 82,0 persen hingga 90,8 persen.
Sedangkan untuk tekanan udara, berkisar antara 22 celcius hingga 25 celcius.
Kota Wisata
Selain Jam Gadang, banyak tempat wisata memukau lainnya di Kota Bukittinggi, seperti tempat wisata Ngarai Sianok.
Ngarai Sianok adalah lembah curam yang terletak di perbatasan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam.
Kedalaman lembah ini bervariasi, dan bisa mencapai 100 meter. Lembah ini terlihat cantik saat terlihat dari ketinggian maupun dari bawah.
Selain itu, Kota Bukittinggi juga menyajikan wisata sejarah.
Lubang Jepang merupakan salah satu tempat wisata sejarah di Kota Bukittinggi.
Lubang Jepang ini merupakan sebuah terowongan panjang yang pembangunannya dimulai sekitar tahun 1942 pada masa penjajahan Jepang.
Lokasi Lubang Jepang ini berada di Jalan Panorama, tepatnya dalam kawasan wisata Taman Panorama.
Selain itu juga ada Benteng Fort de Kock dan kebun binatang yang merupakan warisan penjajahan Belanda.
Di Kota Bukittinggi pengunjung juga bisa bertandang ke rumah kelahiran Bung Hatta di Jalan Soekarno Hatta Nomor 37 Bukittinggi.
Lokasinya tak jauh dari kawasan Pasar Banto, maupun dari kawasan Pasar Bawah Bukittinggi.
Dalam rumah itu masih banyak barang peninggalan Bung Hatta yang masih utuh, mulai sepeda hingga tempat tidur.
Tak hanya wisata sejarah, wisata kuliner juga banyak di Kota Bukittinggi.
Los Lambuang, yang berlokasi di kawasan Pasa Lereng, merupakan salah satu kawasan kuliner terbesar di Bukittinggi.
Di tempat itu, Nasi Kapau dengan berbagai menu andalannya bisa membuat pengunjung ketagihan makan di sana.
Lokasi Strategis
Kota Bukittinggi posisinya sangat strategis, sehingga berperan sebagai “Home Base“ kunjungan wisata daerah-daerah lain.
Banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke sejumlah objek wisata di Sumbar, namun memilih menginap di Kota Bukittinggi.
Tak salah jika Bukittinggi akhirnya ditetapkan sebagai Kota Wisata dan sekaligus Kota Tujuan Wisata Provinsi Sumatera Barat.
Untuk mendukung dunia pariwisata, banyak penginapan dan restoran di kota ini.
Data BPS Bukittinggi tahun 2020, jumlah hotel berbintang dan non bintang di Bukittinggi berjumlah 120, dengan jumlah total 2.410 kamar dan 3.730 tempat tidur.
Sementara total rumah makan pada tahun 2021 berjumlah 10, dan total restoran berjumlah 38.
*
👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.