Apa Keutamaan Bulan Rajab?

ilustrasi Berdoa

ilustrasi ibadah

KLIKPOSITIF – Para ulama Salaf sejak masa Sahabat sudah mengenal keutamaan Rajab, khususnya awal malam pertama.

Asy-Syafii berkata bahwa telah sampai kepada kami: “Doa bisa terkabul pada 5 malam, malam Jumat, malam idul Fitri, malam idul Adha, awal malam Rajab dan malam nisfu syaban” (Al-Umm 1/264)

Sahabat nabi juga menyampaikan hal yang sama, seperti dari Ibnu Umar (Mushannaf Ibni Abdirrazzaq), Khalifah Umar bin Abdul Aziz (At-Targhib wa Tarhib), dan Khalid bin Ma’dan (Fadhail Rajab, Al-Khallal).

Asy-Syafii mengharapkan dan para ulama Syafi’iyah untuk menghidupkan malam Rajab.

Puasa Rajab menurut 4 Mazhab

Dalam pandangan ulama 4 Mazhab ada anjuran puasa pada  bulan Rajab.

Mazhab Hanafi

“Puasa Rajab adalah disyariatkan” (Abu Bakar as-Sarakhsi dalam al-Mabsut, 4/72).

Mazhab Maliki

“Sunnah puasa pada bulan-bulan mulia, puasa bulan Rajab, Sya’ban dan puasa pertengahan Sya’ban yang ingin meringkasnya” (Syekh ash-Shawi dalam Syarah ash-Shaghir 3/251).

Mazhab Syafi’i

“Ada yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah bid’ah, maka itu tidak benar, bahkan suatu kesunahan yang utama sebagaimana yang saya terangkan dalam kitab al-Fatawi karya Ibnu Hajar al-Haitami” (Syekh Abu Bakar ad-Dimyathi dalam Ianatut Thalibin 1/313).

Mazhab Hambali

“Ibnu Muflih berkata dalam kitab al-Furu’: Kebanyakan ulama Hanbali tidak menyebutkan puasa bulan Rajab dan Sya’ban. Sedangkan Syekh Ibnu Abi Musa dalam kitabnya al-Irsyad menilainya sebagai sesuatu yang bagus. Ibnu al-Jauzi berkata dalam kitab Asbab al-Hidayah: liburan di bulan-bulan mulia dan bulan Sya’ban keseluruhannya..” (Syekh Ali bin Sulaiman al-Marwadi dalam al-Inshaf 5/500).

Tapi hati-hati, banyak hadist palsu berseliweran yang menjelaskan keutamaan Rajab.

Jangan langsung yakinkan hadist-hadist palsu tersebut, pastikan setiap hadis ada nama perawi dari Sahabat dan perawi akhir yang kitab induk hadist.

Exit mobile version