KLIKPOSITIF – Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati mengungkapkan, angka stunting di Sumbar mengalami penurunan sebesar 1,6 persen di tahun 2023.
“Dari rapat terbatas BKKBN dengan Wapres sudah diperlihatkan, angka stunting di Sumbar mengalami penurunan sebesar 1,6 persen dari angka 23,6 persen,” ujar Fatmawati dalam kegiatan Sosialisasi, Advokasi, KIE, Penurunan Stunting di Sumbar.
Kegiatan itu sendiri berlangsung di GOR UNP Belakang Balok Bukittinggi, Sabtu 30 Maret 2024.
“Namun untuk prevalensi kabupaten dan kota kami masih menunggu,” sambung Fatmawati.
Menurut Fatmawati, BKKBN mencegah stunting melalui pendamping keluarga mulai dari ibu hamil, batita (bawah tiga tahun) hingga balita (bawah lima tahun).
“BKKBN telah merekrut 10 ribu orang pendamping di Sumbar yang mendampingi keluarga beresiko stunting dengan harapan angka stunting terus menurun,” tutur Fatmawati.
Fatmawati berharap para pendamping yang melakukan pendampingan mulai dari ibu hamil hingga usai persalinan, bisa melakukan advokasi kepada ibu-ibu untuk ber-KB.
“Setelah ibu melahirkan hendaknya kita tetap advokasi agar ia tetap langsung ber-KB. Ini tentunya salah satu variabel yang akan bisa menurunkan angka stunting di kemudian hari,” jelasnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Ade Rezki Pratama menjelasksn jika
Stunting merupakan status anak kekurangan gizi yang mengakibatkan terganggunya perkembangan otak dan fisik.
“Yang mau menikah periksa kesehatan ke faskes terdekat, seperti puskesmas, puskeskel, pustu, atau langsung ke rumah sakit,” ujar Ade Rezki.
Ade juga menyebut, faktor makanan bisa mempengaruhi tingkat kesuburuan di masa remaja, dan bisa berdampak hingga mereka sudah berkeluarga dan punya anak.
“Cukup 2 anak saja. Bagi pria yang mau menikah harus siap secara mental dan siap mencari nafkah,” ujar Ade.
*
👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.