SOLSEL, KLIKPOSITIF – Namanya Tedy Purnanto saat ini berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) juga menyandang gelar Sarjana Ilmu Kepolisian (SIK). Pria kelahiran Tuban – Jawa Timur lulusan AKABRI tahun 1999. mengawali karir Polisinya sebagai Komandan Peleton di Satuan Brimob Polda Kalimatan Tengah pada tahun 2000 dan juga pernah berkarir sebagai pasukan perdamaian (FPU III) di Darfur Sudan pada tahun 2009 sampai 2010.
Perwira menengah ini pernah menjabat sebagai Kepala Detasemen B Satuan I Gegana Korps Brimob Polri. Kepala Detasemen B Pelopor Satbrimob Polda Sulteng. Juga pernah menjadi Danyon B Pelopor Satbrimob Polda Jawa timur, sebelum akhirnya menjabat Kapolres Solok Selatan terhitung sejak 19 Mei 2020 menggantikan AKBP Imam Yulisdianto mutasi sebagai Kasubbagsumda Setpusjarah Polri.
Sekilas mendengar namanya dan riwayat karirnya, akan timbul prasangka kalau AKBP Teddy Purnanto sosok yang dingin, serius dan sulit diajak bicara. Namun semua prasangka itu keliru karena Pria ini sangat ramah mudah senyum disegani, dan selalu dikenang baik oleh orang yang pernah bergaul denganya. Namun tidak dipungkiri sesuai tugas pokok dan fungsinya, dia memang tidak ada kompromi kepada yang melanggar aturan.
Masa kecil Tedy Purnanto
Terlahir dari keluarga sederhana, Tedy kecil melakoni pekerjaan sebagai pengarit rumput akan sapi, mengembala kambing dan memelihara itik. “Saat saya kecil, kalau minta jajan sama bapak, saya disuruh kerja dulu misalnya mengarit rumput, setelah itu baru dikasih jajan,” katanya mengenang masa kecilnya. jujur diakuinya ada rasa dongkol saat itu, namun setelah dewasa dia menyadari Bapaknya berbuat demikian karena ingin menempa watak dan karakternya menjadi laki-laki tangguh, pekerja keras dan tidak cengeng. “Ternyata Bapak itu sedang mengajari saya bahwa tidak ada yang datang dengan sendirinya semuanya butuh diusahakan dan diperjuangkan,” katanya menjelaskan.
Kedua orang tuanya juga menanamkan nilai-nilai luhur dalam pendidikan moral dan etika dalam bergaul menjalani kehidupan, agar kelak menjadi pribadi yang baik. Hal itulah yang membuatnya tetap dikenang sebagai pribadi yang baik oleh orang-orang yang bergaul dengannya meskipun sudah meninggalkan tempat bertugas tersebut.
Menghormati Ibu lupakan cita-cita menjadi Tentara
Tedy remaja bercita-cita menjadi seorang tentara anggota Komando Pasukan khusus (Kopassus), dimatanya kala itu pasukan Kopassus sangat gagah, cerdas, kalau jadi anggota Kopassus itu sangat hebat sekali. mendaftar di Akabri sekitar tahun 1996 Tedy remaja mengambil tiga pilihan, pertama menjadi anggota Kopassus, Polisi dan anggkatan laut. Demi menghormati Ibunda tercinta niatnya untuk menjadi seorang tentara ditepinya karena permintaan sang ibu yang menginginkannya menjadi seorang polisi. “Waktu itu Bapak saya bilang, Tedy ibumu ingin kamu menjadi Polisi,” kenangnya. Bagi Tedy membahagiakan orang tua dan tidak membuat orang tua bersedih adalah kunci kesuksesan seorang anak, sehingga kala itu dia dia menuruti keinginan ibunya
“Mungkin kalau membantah permintaan ibu tersebut mungkin saya tidak jadi polisi bahkan tidak menjadi apa-apa, karena doa restu ibu sangat menentukan perjalanan hidup anaknya,” kata Tedy
Tidak ambisius dan selalu bersyukur
Bagi Tedy Purnanto Harta bukanlah segalanya, begitupun halnya dengan jabatan, baginya semua itu haruslah diperoleh dengan cara yang benar dan dipergunakan dengan cara yang benar pula, karena saat meninggalkan dunia ini tidak ada yang bisa dibawa dan semua yang pernah diperoleh harus dipertanggung jawabkan.
Suami tercinta dari Yeni Soesilowati yang telah dikaruniai dua anak tersebut seakan mendapatkan nikmat lebih dikaruniai Isteri yang tidak banyak menuntut, selalu mendukungya dan selalu bersyukur dengan rezeki yang ada, dia pun selalu berupaya memastikan apapun yang diterima harus jelas putih, tidak hitam dan tidak abu-abu, karena yang diperoleh tersebut akan diberikan ke anak istrinya. “Kalau kita sudah selesai. Sekarang saatnya untuk anak-anak, apa jadinya kalau yang tidak baik diberikan kepada anak. Kita dikatakan berhasil kalau anak anak kita menjadi orang yang berguna ditengah masyarakat, untuk itu wajib hukumnya memberikan yang baik kepada anak” katanya
Berharap ditugaskan di kampung halaman
Tedy menyadari betul konsekuensi pekerjaan yang dijalani harus bersedia ditempatkan di seluruh wilayah kesatuan republik Indonesia, Selalu berpindah-pindah tugas dari satu daerah ke daerah lainnya, terkadang harus meninggalkan anak istri, terkadang harus diboyong ke tempat bertugas, dan mengurus pindah sekolah anak-anaknya, semua itu dilakoninya dengan sepenuh hati.
Namun, Rasa cinta dan sayang terhadap orang tuanya yang saat ini sudah berusia senja. Sebagai anak berkeinginan untuk bisa berbakti merawat kedua orang tuanya. Dihatinya terbersit harapan kelak akan ditugaskan di kampung halaman agar bisa merawat kedua orang tuanya yang saat ini sudah berusia 70 tahun itu.
Mengidolakan Jendral Hoegeng.
Baginya sosok jendral Hoegeng adalah Polisi terbaik yang ia tauladani, sosok polisi yang tiada duanya panutan serta kebanggaan.
Dalam mengemban amanah saat bertugas, Tedy selalu berusaha untuk membawakan sikap Jendral panutan tersebut, meskipun dirasakan sangat berat dilakoni di zaman sekarang ini. “Saya tidak mungkin bisa seperti Jendral Hoegeng, itu terlalu berat, tetapi saya akan berusaha maksimal agar bisa memberikan yang terbaik untuk rakyat Indonesia,” AKBP Tedy Purnanto.