KLIKPOSITIF – Satgas Covid-19 menyebutkan Covid-19 varian Omicron memiliki tingkat kesakitan yang ringan. Pasien varian jnu hanya cukup dengan isolasi mandiri jika sudah divaksinasi.
Anggota Pakar Medis Satgas Covid Erlina mengatakan beberapa kasus di negara-negara yang sudah terinfeksi varian Omicron, pasien-pasien yang sudah divaksinasi kebanyakan tidak mengalami gejala alias orang tanpa gejala (OTG). “Beberapa negara mengatakan gejala ringan, cukup isolasi mandiri, kabar baiknya adalah pada kelompok orang yang divaksin ini ternyata tidak ada gejala, jadi memang ditemukan varian Omicron tapi orangnya tidak bergejala karena sudah divaksin,” kata Erlina dalam Sarasehan Nasional ILUNI FKUI, Minggu (12/12/2021).
Ikatan Dokter Afrika Selatan yang menemukan Varian Omicron pertama kali mengungkapkan gejala yang timbul dari varian Omicron ini biasanya kelelahan atau fatigue, sakit kepala, dan nyeri di seluruh tubuh.
“Ini berbeda dengan delta, Omicron ini tidak ada gangguan pencium atau indra perasa, tidak ada anosmia dan aguesia,” tuturnya.
Dia menegaskan, cara pencegahan varian Omicron masih sama yakni dengan tetap menjaga protokol kesehatan 5M ; memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Serta segera mendapatkan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar terlindungi dari ancaman lonjakan kasus Covid-19.
“Tidak usah menunda-nunda vaksinasi, segeralah divaksinasi, kita susah loh mencegah Omicron masuk ke Indonesia karena mobilitas tinggi, nah kalau pun Omicron masuk, kalau kita sudah divaksin ternyata tidak ada gejala,” tegasnya.
Diketahui, sampai 11 Desember 2021, GISAID initiative yaitu adalah lembaga bank data yang menjadi acuan untuk data genom virus SARS-CoV-2, telah mencatat 47 negara dan 1803 kasus dengan varian Omicron. Pandemi Covid-19 telah menginfeksi 4.258.980 orang Indonesia, masih terdapat 5.186 kasus aktif, 4.109.865 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 143.929 jiwa meninggal dunia. Pemerintah juga telah menyuntikkan 146,270,504 dosis (70.23 persen) vaksin pertama dan 102,759,772 dosis (49.34 persen) vaksin kedua kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara total sasaran vaksin adalah 208.265.720 atau 70 persen warga Indonesia yang ditargetkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi harus selesai dalam waktu satu tahun untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.