TANAHDATAR, KLIKPOSITIF – Pemerintah Kabupaten Tanah Datar bersama Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang sepakat akan melakukan kerjasama di bidang pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan meningkatan hasil dan mengurangi biaya produksi.
Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian menyampaikan ada beberapa persoalan yang dihadapi petani saat ini diantaranya penggunaan pestisida yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah, dan bagaimana upaya mengembalikan bibit dan varietas lokal yang ada.
“Kita perlu dukungan Fakultas Pertanian Unand untuk menghasilkan produk lokal yang bisa diangkat menjadi varietas unggul,” tutur Richi di Pagaruyung, Jumat 29 Oktober 2021.
Sementata itu, Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Yulfiardi mengharapkan dengan adanya kerjasama ini, akan menghasilkan varietas Padi unggul nasional seperti Cisokan dan Sijunjuang.
“Dengan penerapan teknologi, produksi padi yang menurun pada 5,2 ton per hektare, bisa meningkat lagi mencapai 7 – 8 ton per hektare dengan indeks panen juga meningkat 3 atau 4 kali pertahun, pada saat ini indeks panen hanya 2,7 pertahun,” tutur Yulfiardi.
Ia juga menyampaikan permasalahan efisiensi tanam sayuran yang masih rendah karena banyak petani yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida berlebihan, maka diperlukan peran teknologi untuk meningkatkan efisiensi tanam sayuran.
Dekan Faperta Unand Dr Indra Dwipa, MS menyampaikan pihaknya siap mendampingi dan membantu mengatasi masalah pertanian yang ada di Tanah Datar.
“Kami siap membantu pengembangan pertanian ke depan, baik dalam hal teknis operasional di lapangan maupun dalam menentukan kebijakan-kebijakan tertentu yang berkaitan dengan pengembangan pertanian,” tutur Indra.
Ia menyebut hal yang harus dilakukan untuk mencapai target panen 3 sampai 4 kali per tahun adalah mengidentifikasi permasalahan, kemudian menindaklanjuti dalam penyelesaian masalah.
“Kalau untuk mencapai target peningkatan jumlah panen, harus dilakukan menyiapkan pembenihan, pengadaan sarana dan prasarana seperti distribusi pengairan, teknologi pertanian, sampai ketersediaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia,” tutur Indra.