KLIKPOSITIF – Organisasi Dunia UNESCO telah menetapkan makanan terlezat di dunia, Rendang sebagai Warisan Budaya Indonesia pada Sabtu 21 Agustus 2021 setelah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menggelar Gerakan Bersama Memasak Rendang Serentak di seluruh dunia secara virtual.
Dalam tradisi Minangkabau di Museum Istano Basa Pagaruyung atau di Rumah Gadang lainnya makanan Rendang menjadi hidangan wajib disajikan dalam setiap perayaan adat, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.
Menurut Pewaris Kerajaan Pagaruyung Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib seperti dilansir dilaman www.kompas.com, hampir setiap kunjungan tamu kehormatan atau pejabat negara ke Museum Istano Basa Pagaruyung selalu menghidangkan masakan Rendang yang dibuat para juru masak kerajaan.
Kepandaian memasak menu Rendang merupakan bagian penting bagi perempuan yang ditempatkan sebagai Bundo Kanduang penguasa Rumah Gadang. Betapa tidak, semua perhelatan adat yang diikuti acara makan besar berlangsung di Rumah Gadang.
Dalam acara seperti itu makanan selalu jadi bahan pembicaraan. Kalau lezat dipuji orang, kalau tidak digunjingkan orang. Disitu martabat Bundo Kanduang dan kaum dipertaruhkan. Karena itulah perempuan Minang selalu berusaha menyajikan Rendang terenak.
Sementara itu dilansir dari laman www.minangel.wordpress.com, Rendang daging Sapi sebagai menu utama selalu diiringi dengan menu pelengkap yakni Rendang Belut, Sambal Lado, Pangek Ikan, Gulai Kuning, Perkedel, Jariang (jengkol) yang dimasak dengan Ikan Bilih, dan Sambal Petai-Cabai Hijau.
Zaman dulu, dalam struktur rumah tangga Istana Kerajaan Pagaruyung ada Kambang Salayan Awan Nan Bamego yang ahli masak dan mengatur menu makanan di istana.
Peran itu kini diemban Maiyar selaku keturunan ahli masak Kerajaan Pagaruyung. Dia dan juru masak lainnya diwarisi para leluhurnya “rahasia kelezatan” masakan Istana.
Resep-resep masakan di Istana itu diturunkan tanpa catatan sehingga semuanya harus diingat dalam ingatan.
Maiyar belajar memasak dari ibunya sejak usia enam tahun. Masakan yang pertama-tama dipelajari adalah Rendang daging. Kalau tidak bisa masak Rendang, tidak dianggap perempuan Minang.
Menurut Penulis Reno Andam Suri dalam bukunya Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang, menyebutkan Rendang jadi makanan yang punya kedudukan tersendiri dalam khazanah kuliner Minangkabau.
Rendang begitu istimewa, tak pernah absen dalam acara adat orang Minang. Makanan satu ini juga jadi simbol dedikasi dan kehormatan perempuan Minang.
Boleh saja perempuan Minang jago memasak masakan apa pun, tetapi kalau tidak bisa memasak Rendang yang enak, dia jadi bahan omongan.
Proses membuat Rendang tradisional membutuhkan waktu yang sangat lama, lebih kurang 24 jam. Orang Minang dapat dengan mudah membedakan mana gulai, kalio, dan rendang yang dibedakan dari lama waktu memasak.Oleh karena itu lama memasak rendang tak bisa ditawar.
Menurut Antropolog dari Universitas Andalas, Nursyiwan Effendi yang dilansir dari laman www.kompas.com, mangatakan salah satu tradisi yang melibatkan masakan Rendang adalah 'Makan Bajamba'.
Makan Bajamba merupakan tradisi makan yang dilakukan bersama-sama.
Dalam tradisi ini biasanya akan ada satu makanan utama dan beberapa makanan pembuka. Gulai kepala kambing misalnya sebagai makanan pembuka, kemudian hadirlah makanan utama, tak lain adalah Rendang. Jadi karena adanya rendang dalam makanan adat, rendang jadi tergolong istimewa.
Dilansir dari Wikipedia, Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak.
Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi orang Minangkabau yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minangkabau.
Secara simbolik, dagiang (daging sapi) melambangkan “niniak mamak” (para pemimpin suku adat), karambia (kelapa) melambangkan “cadiak pandai” (kaum Intelektual), lado (cabai) melambangkan “alim ulama” yang tegas untuk mengajarkan syariat agama, dan pemasak (bumbu) melambangkan keseluruhan masyarakat Minangkabau. (*)
OPINI: Irfan Taufik