BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF – Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 memasukkan Ampiang Dadiah sebagai salah satu nominasi dalam kategori Minuman Tradisional Terpopuler dari Bukittinggi.
Ampiang Dadiah merupakan kuliner tradisional yang dijual di Bukittinggi. Tak banyak memang yang menjual, salah satunya di Palanta Soto H.Minah di Pasa Ateh.
Kuliner tradisional ini, terdiri atas 4 bahan yang dicampur-adukkan sehingga menimbulkan sensasi rasa” bergejolak” akibat perpaduan rasa asam dan manis. Ke 4 bahan itu adalah Dadiah, Tangguli, Parutan Kelapa dan Emping. 2 bahan paling utamanya adalah Emping (ampiang) dan Dadiah (yoghurt dari susu kerbau. Makanya, dinamakan Ampiang Dadiah.
Cara hidangnya, terbilang sederhana, disajikan dalam mangkok, kemudian disantap menggunakan sendok. Bagi yang suka dingin, bisa pula ditambah es batu.
Ampiang, mungkin kita sudah banyak tahu, yakni beras ketan yang ditumbuk. Sementara Dadiah, sering disebut sebagai Yoghurt khas Ranah Minang yang terbuat dari susu kerbau dan difermentasikan semalaman lewat tabung bambu. Hasil fermentasi itu membentuk semacam krim berwarna putih, lunak dan segar. Itulah Dadiah.
Dari ke 2 bahan utama itu, Dadiah sulit didapat, sebab umumnya kerbau di Sumatera Barat digunakan untuk pedaging, bukan diperah susunya.
“Sedikit sulit mencari Dadiah ini, umumnya kita dapat di daerah Ngarai Sianok. Itu pun jumlahnya tak banyak. Dalam 1 kerbau, jumlah susunya paling cuma 10-15 tabung, dengan 1 tabung berisi seperempat liter saja,” ungkap Firman Agus, salah satu pengelola Palanta Soto H. Minah, Minggu 5 Juli 2020.
Firman menyebut, Ampiang Dadiah lebih tepat dikatakan sebagai makanan untuk sarapan, dan teman Ampiang Dadiah yang paling pas adalah segelas Teh Telur.
“Kita sudah menjual Ampiang Dadiah sejak tahun 1960an. Ini memang salah satu kuliner khas Bukittinggi. Kita memang masih mempertahankan kuliner ini,” ungkap Firman.
Dengan bahan baku yang serba tradisional, sudah jelas Ampiang Dadiah ini sehat dan sangat layak disantap.
Jika ingin mencoba, bagi wisatawan silahkan datang ke Palanta H.Minah yang terletak di belakang Gedung Pasa Ateh. Satu mangkoknya, dijual 18 ribu rupiah.