BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF—Sejumlah pasar di Bukittinggi terpantau sepi, para pedagang mengeluh omzet menurun drastis, bahkan nyaris tanpa transaksi.
Pantauan KLIKPOSITIF di Pasar Lereng, terlihat para pedagang hanya termangu-mangu menunggu pembeli yang tak kunjung datang.
Sekretaris Pasar Lereng Hengki Evon menyebut, terjadi penurunan omzet nyaris 100 persen.
“Terjadi sejak Bukittinggi mengumumkan kasus pertama COVID-19, esoknya pasar langsung senyap hingga sekarang, para pedagang pun juga enggan ke pasar,''katanya, Sabtu 4 April 2020.
Ada 360 pedagang di Pasar Lereng, yang memutuskan tetap berdagang di tengah kondisi yang sepi adalah sebanyak 60-an.
“Belum pernah sesepi ini, bahkan saat bencana kabut asap tahun lalu pun tak seperti ini,''ucap Hengki.
Pasar Lereng adalah pasar yang terletak diantara Pasa Ateh dan Pasa Bawah, khusus menjual barang harian dengan harga miring.
Tak jauh berbeda, kondisi sepi senyap juga terpantau di Pasar Botik. Ketua Pedagang Pasar Botik Bos Martin menyebut, efek sepi malah sudah terjadi saat virus corona masih di Tiongkok.
“Yang paling duluan terdampak adalah kita. Sebab beredar isu tak benar tentang pakaian-pakaian dari Tiongkok rawan terpapar virus, isu itu langsung memukul kita kendati virus belum mewabah di Indonesia,''kata Bos Martin.
Ia mengatakan, kondisi sepi bahkan sudah membuat pedagang tak bertransaksi selama berhari-hari.
“Omzet menurun 100 persen, jangankan orang mau membeli, yang lewat saja tak ada,''katanya.
Pasar Botik adalah pasar yang menjual pakaian bekas dari luar negeri dan sudah sangat terkenal diseantero Sumbar, pasar ini dihuni sebanyak 150 pedagang, namun di saat sepi sekarang hanya 40 persen yang tetap berdagang.
Normalnya, baik Pasar Lereng maupun Pasar Botik saat jelang Bulan Puasa biasanya padat pembeli, namun kondisi pandemi COVID-19 membuat pasar tersebut terpukul.
Pedagang amat berharap virus segera mereda, sehingga pembeli akan ke pasar dan wisatawan bisa datang lagi ke Bukittinggi.