PADANG PANJANG, KLIKPOSITIF – Rendang Mizaki merupakan salah satu UMKM yang berhasil memberdayakan perempuan “single parent” atau janda dalam menjalankan usahanya di daerah Malalo, Tanah Datar, Sumatera Barat. Selain janda, usaha ini juga memberdayakan masyarakat dan warga sekitar sebagai tim dalam menjalankan usahanya, mulai dari anak muda hingga emak-emak.
Sri Wahyuni, pemilik Rendang Mizaki membuat keputusan ini bukan tanpa sebab. Perempuan yang akrab di panggil Sri itu dulunya juga menjanda karena suaminya meninggal dunia setelah satu tahun lebih merintis usaha Rendang.
“Latar belakang janda terpuruk, apalagi saat itu saya masih muda dan suami saya meninggal, makanya saya merasakan bagaimana perasaannya, sehingga saat ini saya dan tim memberikan semangat satu sama lain. Saat ini tidak hanya memberdayakan di produksi, tapi juga mengajak mereka memiliki produk sendiri, sehingga mereka juga berdaya. Saat ini sudah ada tiga orang yang memiliki produk premium dan nanti akan kita pasarkan di Mizaki. Kita juga akan bantu kolaborasi dengan teman-teman lainnya yang memiliki galeri oleh-oleh,” katanya.
Bagi Sri, saling menguatkan dan memberi semangat satu sama lain adalah hal yang terus ia tebarkan terhadap timnya.
“Saya sangat paham bagaimana sakit dan terpuruknya di tinggal suami saat berusaha, makanya saya memberdayakan perempuan-perempuan hebat yang dengan status janda di daerah Malalo sebagai juru masak Rendang Mizaki. Saya ingin berbagi semangat dan saling menguatkan dengan mereka dalam hal merintis usaha bersama untuk tetap bertahan karena sebelum Mizaki besar saya adalah seorang janda,” katanya saat ditemui di salah satu galeri Redang Mizaki di Padang Panjang beberapa waktu lalu.
Sri berkisah, sebelum Rendang Mizaki besar seperti sekarang, ia pernah menjual Rendangnya dari pintu ke pintu menawarkan Rendangnya. “Jadi saya sangat paham bagaimana rasanya berusaha dari bawah, produk kita di tolak, dan sebagainya sebelum sampai di titik ini,” terangnya.
Ia mengatakan, saat ini ada enam juru masak dengan status janda dari total delapan juru masak Rendang di usahanya. Selain itu, juru masak Rendang Mizaki juga terdiri dari kaum ibu-ibu atau emak-emak karena mengandung filosofi yang dalam.
“Rendang Mizaki lebih menonjolkan tradisional Minang dengan memasak masih pakai kayu, yang di masak oleh emak-emak. Disana ada filosofi yang kita tanamkan yakni, Rendang ini dahulu kala di masak oleh seorang ibu untuk anaknya yang sedang berada di rantau orang, jadi kami ingin semua orang di Indonesia atau di luar negeri ketika mereka mencicipi atau makan Rendang Mizaki, mereka teringat kampung. Oh, ini Rendang nenek saya, ini Rendang ibu saya,” katanya.
Usaha yang dimulai sejak tahun 2013 itu kini telah memproduksi Rendang sebanyak 60 kg setiap harinya dengan tiga tungku masak. ” Untuk sebulan kita memiliki kapasitas produksi minimal tiga ton, namun saat ini masih 1,5 ton yang kita produksi dan manfaatkan,” terang ibu empat anak ini.
Ia mengatakan, dengan kapasitas yang masih tersedia, pihaknya melihat masih ada peluang-peluang pasar yang bisa diisinya. “Masih ada pasar-pasar yang bisa kita jangkau jika memaksimalkan produksi kita hingga 3 ton,” paparnya.
Dalam memproduksi Rendang, semua bahan yang digunakan adalah bahan-bahan premium dan lokal, mulai dari daging, kelapa dan bumbu lainnya. “Sehingga kita benar-benar memanfaatkan bahan lokal dalam proses produksi,” terangnya.
Usaha ini dmulai karena orang tua Sri juga memiliki usaha ini di Kota Payakumbuh, sehingga awal merintis ia belajar kepada orang tuanya dengan memanfaatkan resep-resep keluarga secara turun temurun. “Namun dari resep yang saya pelajari itu, saya juga memvariasikan sesuai dengan lidah Indonesia, sehingga menjadi Rendang Rasa Nusantara,” terangnya.
Kini Rendang Mizaki telah sampai ke pasar internasional dengan berbagai jenis kemasan yang di beli berulang-ulang oleh pelanggan. Untuk Anda yang ingin membeli Rendang Mizaki, bisa dilakukan secara offline dan online.
Untuk Offline ada galeri Rendang Mizaki di daerah Malalo, Tanah Datar, galeri PDKM Padang Panjang dan galeri di depan Rumah Makan Pak Datuak Padang Panjang. Sedangkan untuk pembelian secara online bisa dilakukan melalui akun media sosial di Instagram @rendang mizaki indonesia, Facebook Rendang Mizaki, dan website rendangmizaki.com.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Endrizal mengatakan, bagi UMKM yang sudah naik kelas dan memiliki produk dan packaging yang bagus, di sarankan untuk melakukan ekspor.
“Kita menyarankan melakukan ekspor ke luar, sehingga produk mereka di kenal luas oleh dunia. Dan kita dari pemerintahan sangat mendukung hal itu dengan berkolaborasi dengan stakeholder terkait,” katanya saat dihubungi melalui telepon, Selasa malam, 19 Maret 2024.
Menurutnya, saat ini pemerintah daerah mengklasifikasi UMKM yang berdasarkan kelasnya untuk melakukan pelatihan dan manajeman produk dari UMKM itu sendiri. “Ada UMKM yang memerlukan modal, ada yang perlu pelatihan dan manajemen produk, dll. Dari hal itu, treatment atau perlakuan yang kita lakukan juga berbeda,” jelasnya.
Regional CEO BRI Padang, Moh.Harsono mengatakan, jumlah UMKM yg diberikan pinjaman KUR selama 2023 sebanyak 89.388 deb dengan penyaluran sebesar Rp4.06 T.
“Nilai terendah yg diberikan kepada UMKM dgn plafond pinjaman Rp1 juta dan nilai tertinggi dgn plafond pinjamam Rp 100 juta (KUR Mikro),” katanya.
Bank BRI melalui kantor regionalnya di berbagai daerah di Indonesia terus mendukung UMKM untuk semakin maju dan naik kelas hingga bersaing ke pasar global. Salah satu dukungan yang diberikan berupa peminjaman mesin packging Continous Sealer Mesin Autoclaf kepada Rendang Mizaki di Padang Panjang, Sumatera Barat. Sri Wahyuni mengatakan, peminjaman alat yang di berikan oleh RB BRI Padang Panjang sangat membantu pihaknya dalam memasarkan roduk ke luar negeri.
Sejalan dengan itu, Guru Besar Ekonomi Pembangunan Universitas Andalas (Unand), Prof.Dr. Syafruddin Karimi, SE,MA berpendapat, perkembangan UMKM di Sumatera Barat yang positif adalah sebuah harapan besar. Apakah harapan itu akan menjadi kenyataan?
“Kalau kita melihat pada komitmen kampanye Gubernur Sumbar Mahyeldi-Audy, harapan itu mestinya menjadi kenyataan. Janji mencetak 100 ribu entreprenur baru mestinya sudah akan menjadi kenyataan tahun 2024 ini. Ini yang perlu dievaluasi secara objektif. Kita perlu melihat dampaknya, dan manfaatnya buat posisi UMKM dalam perekonomian Sumbar. Berapa persen pelaku usaha Mikro yang sudah naik kelas ke menengah dan besar. Berapa persen market share UMKM Sumbar mengalami peningkatan dalam periode pemerintahan Mahyeldi-Audy meningkat. Kita tentu tidak ingin menyaksikan bahwa 100 ribu entreprenur itu dalam input output belanja daerah semata. Banyak hal mungkin sudah bisa kita baca laporan dengan menggunakan APBD Sumbar, tetapi yang ditunggu publik adalah berapa persen UMKM naik kelas dengan status entreprenur baru, dan berapa persen market share sudah membuktikan peningkatan,” tuturnya saat di hubungi melalui pesan singkat, WhatsApp, Minggu, 17 Maret 2024.
Menurutnya, ekosistem pembangunan UMKM adalah pondasi penting. Ekosistem itu akan membentuk sikap pelaku usaha yang positif terhadap kegiatan entreprenur.
Selanjutnya akan mendorong tumbuhnya kegiatan entreprenur. Komponen ekosistemnya meliputi aspek kapasitas produktif dan peluang pasar. Penguasaan teknologi, modal manusia, modal usaha, dan digitalisasi harus mendukung sebagai bukti ekosistem yang kondusif buat pengembangan entreprenur sudah terpasang.
“Kita tentu tidak perlu lagi mendengarkan keluhan keluhan klasik dari UMKM: kesulitan modal dan susah mendapatkan kredit. Ini pada sisi produksi, butuh pemihakan kebijakan. Sebaliknya pada sisi pasar juga butuh pemihakan pemerintah sebagai market driver. Tentu sudah disiapkan peta pasar kita di mana saja UMKM telah mengisi pasar,” jelasnya.