KLIKPOSITIF – Kanker jadi penyakit yang masih di anggap biasa sebagian orang sehingga deteksi dininya sering diabaikan.
Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, terdapat peningkatan prevalensi kanker berdasarkan diagnosis dokter dari 1,4 per mil pada 2013 menjadi 1,8 per mil pada tahun 2018 dengan prevalensi tertinggi di Provinsi DI. Yogyakarta dengan 4,9 per mil, diikuti Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Gorontalo.
Prevalensi kanker paling banyak terdapat pada populasi dengan kelompok umur 55-64 tahun dan 45-54 tahun, lebih banyak pada perempuan (2,9 per mil) dibanding laki-laki (0,7 per mil), dan mayoritas tinggal di daerah perkotaan.
Permasalahan yang seringkali terjadi di negara-negara berkembang yaitu keterbatasan akses terhadap langkah-langkah pencegahan, kesadaran dan pengetahuan yang kurang baik.
Kanker seringkali tidak teridentifikasi sampai telah berkembang lebih lanjut dan gejala berkembang hingga stadium yang parah, dan akses ke pengobatan penyakit stadium akhir, misalnya operasi kanker, radioterapi, dan kemoterapi mungkin sangat terbatas, sehingga tingkat kematian menjadi lebih tinggi akibat kanker.
Pentingnya bahaya kanker perlu diwaspadai dan disadari sejak usia muda, karena potensi penyakit yang dapat muncul dalam waktu lama, tanpa gejala, dan tanpa penyebab yang jelas, sehingga seringkali terlambat dalam diagnosis dan pengobatan.
Oleh sebab itu, dalam kaitannya dalam kewaspadaan terhadap kanker, maka perlu digencarkan upaya promosi kesehatan dengan memanfaatkan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sebagai bagian dari upaya peningkatan pengetahuan, sikap positif dan persepsi dalam mengenali faktor risiko kanker dan mengatasi hambatan dalam upaya deteksi dini kanker, untuk mencegah terjadinya keparahan lebih lanjut dan meningkatkan peluang untuk sembuh.
Persepsi Anak Muda soal Pencegahan Kanker
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (FKM Unand) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan sasaran generasi muda yang ada di wilayah Pasar Baru dan Pasar Ambacang, Kota Padang.
Wilayah tersebut merupakan wilayah yang dominan ditinggali oleh penduduk usia muda, baik yang masih sekolah maupun perkuliahan karena berdekatan dengan kedua lokasi institusi pendidikan tersebut.
Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian, yaitu:
a. Komunikasi, informasi dan edukasi / penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan generasi muda mengenai jenis kanker, faktor risiko, deteksi dini dan pencegahannya.
b. Penayangan video singkat tentang kanker
c. Penyegaran materi, games / doorprize
d. Konser amal (berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Olahraga dan Seni / UKOS) FKM Unand
Kegiatan ini berlangsung di salah satu cafe di wilayah Pasar Baru Kota Padang, dengan peserta kegiatan merupakan pengunjung cafe tersebut yang didominasi anak muda yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa.
Survei cepat juga dilakukan untuk mengetahui persepsi anak muda mengenai kewaspadaan dini terhadap kanker.
Hasil survei pada sebanyak 63 orang responden menunjukkan bahwa masih terdapat 11% responden yang merasa takut untuk memeriksakan diri mendeteksi kanker ke fasilitas pelayanan kesehatan, sebanyak 20% merasa belum waktunya untuk melakukan pemeriksaan kanker pada saat ini, sebanyak 30% merasa bahwa pemeriksaan kanker membutuhkan biaya yang mahal.
Namun di sisi lain, lebih dari 80% responden merasa bahwa dengan melakukan pemeriksaan dini akan dapat mencegah risiko terjadinya penyakit yang lebih parah dan menurunkan risiko kematian.
Oleh karena itu, kegiatan edukasi terkait kewaspadaan dini terhadap kanker ini menjadi sangat relevan dilakukan pada generasi muda, sebagai bagian dari upaya pencegaha primer terhadap terjadinya penyakit, meningkatkan kesadaran generasi muda dalam mewaspadai penyakit kanker tersebut, karena semakin cepat diperiksa dan dideteksi, maka akan semakin menurunkan risiko keparahan yang mungkin terjadi dan meningkatkan peluang kesembuhan di kemudian hari.
Penulis: Yudi Pradipta (Dosen FKM Unand)