AGAM,KLIKPOSITIF – RSUD Lubuk Basung menyelenggarakan Forum Konsultasi Publik guna meningkatkan layanan publik di Eks Poliklinik, Rabu (22/11/23)
Penyelenggaraan forum konsultasi publik ini sesuai amanat UU No. 25 tahun 2009
FKP sebagai proses koordinasi dan kolaborasi antara penyedia layanan dan masyarakat.
Turut hadir penyelenggara forum, diantaranya Kabid Prohumlitbang, Kasi Pelayanan Medis, Kasi Pelayanan Keperawatan, dan Kepala Bagian Keuangan RSUD Lubuk Basung.
Adapun forum ini juga diikuti oleh Direktur RSUD Lubuk Basung, LSM, Dinas Kesehatan, Perwakilan BPJS Kesehatan, Diskominfo, pasien yang pernah dirawat di RSUD Lubuk Basung, dan Dimoderatori oleh Kepala Tata Usaha Halim Wadji.
“Diskusi ini diharapkan dapat berjalan dua arah antara RSUD dan para tamu yang hadir sehingga dapat meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas dan pembangunan berkelanjutan,” jelas Direktur RSUD Lubuk Basung, Riko Krisman.
Riko berharap forum ini dapat menjadi wadah penyampaian kritik dan saran selain media sosial.
“Terkadang apa yang viral di media sosial berbeda dengan fakta di lapangan, sehingga kami sediakan fasilitas tempat pengaduan dan pelaporan salah satunya di forum ini,” jelasnya.
Sementara itu, hal yang paling disorot, di antaranya daftar online via Whatsapp yang masih antrian di satelit RM untuk Cetak SEP, pendaftaran melalui mobile JKN belum optimal, selisih tarif pasien BPJS yang naik kelas di ranap yang sangat tinggi, dan petugas yang kurang ramah.
Hasil pengumpulan data didapatkan melalui berbagai platform, seperti Survei kepuasan masyarakat, Twitter, Kotak Saran, Facebook, Website, hingga Monev.
Beberapa usulan dalam meningkatkan pelayanan, yaitu mengarahkan dan memberi teguran kepada petugas untuk santun melayani pasien, memperbanyak pemberitahuan cara penghitungan biaya rumah sakit, dan melakukan pengarahan (briefing) secara berkala.
Kepala Bidang Pelayanan RSUD Lubuk Basung, Jun Almandri mengatakan, rumah sakit harus bisa memberikan kepastian pelayanan kepada pasien dan keluarga sehingga pasien tidak merasa diabaikan.
“Memang harus dilakukan komunikasi terhadap petugas pelayanan dan kitapun mendidik dan mencerdaskan pasien agar tidak terjadi kesalahpahaman,” tutupnya.
(*)