PAYAKUMBUH,KLIKPOSITIF – Saat teknologi logam muncul, masyarakat penganut peradaban batu yang tidak mampu beradaptasi tersingkir dan terasingkan. Kini zaman digital datang dengan segala teknologinya, dan kita harus bisa beradaptasi jika tak ingin terpuruk lebih dalam.
Demikian penilaian Devis Adeviyoza atas makin merasuknya teknologi digital ke dalam kehidupan masyarakat kontemporer, termasuk dunia pendidikan. Devis adalah guru sejarah dari SMA Raudathul Jannah Payakumbuh. โKita akan tersingkir dan terasing, masyarakat kita, murid-murid kita, jika memalingkan muka dari perkembangan dunia saat ini,โ tambahnya.
Ketika diwawancara, Devis bersama ratusan guru SMA se-Kota Payakumbuh lainnya tengah mengikut Bimbingan Teknis (Bimtek) Creative Learning in Digital Age tahap III di Pusako Hotel, Bukittingi, 5 Mei 2023 lalu.
Menurutnya Bimtek semacam ini penting untuk diikuti oleh tenaga pendidik. Dalam konteks mata pelajaran yang diampunya, ia melihat masih banyak tools digital yang mesti ia kenal dan kuasai demi membuat murid lebih menggemari pelajaran sejarah. โJika sejarah diajarkan dengan cara yang membuat murid mudah bosan, sejarah akanย diabaikan, dan kita akan kehilangan pijakan lalu bingung menatap masa depan,โ kata Devis lagi.
Datangnya era digital telah membuat media pembelajaran menjadi tersebar dan beragam. Siswa bisa dengan mudah mengakses berbagai situs dan kanal vidio cara memperbaiki gadget, belajar coding, algoritma media, dsb, tanpa harus bergantung penuh pada pendidikan formal. Sekolah kini bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
Guru-guru SMK di Payakumbuh, menyadari hal tersebut. Menurut Rizky Rahmayeni, guru SMK Taman Siswa Payakumbuh, siswanya memang lebih mengenal dunia digital dibanding kebanyakan guru.
โKadang anak didik lebih pintar daripada kita, pengetahuan dan wawasannya luas. Jika kita ketinggalan (dalam pengetahuan dunia digital), maka akan makin susah proses pembelajarannya. Siswa kita sudah mengerti banyak hal, dan itu harus kita imbangi,โ kata guru matematika berusia 33 tahun itu, saat diwawancara Desember 2022 lalu.
Novri Rezky, guru dari SMK 3 Payakumbuh mengungkapkan hal senada. Menurutnya, pengetahuan guru soal dunia digital memang harus mengimbangi pengetahuan siswa.ย Guru muda berusia 30 tahun ini mengatakan bahwa kini persoalannya adalah bagaimana memage pengetahuan anak didik tersebut.
Seperti Devis, Ryzki dan Novri adalah peserta rangkaian Bimtek Creative Learning in Digital Ageย untuk guru SMA/SMK se-Kota Payakumbuh yang telah berlangsung sejak November 2022 lalu. Akhir Juli 2023 ini, Bimtek Creative Learning in Digital Age telah memasuki tahap IV.
Bimtek ini sendiri diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar bekerjasama dengan Ketua DPRD Sumbar, Supardi, yang mengelontorkan dana Pokir-nya untuk kegiatan tersebut. Salah satu tujuan utamanya ialah menciptakan tenaga pendidik yang memahami dunia digital dan mampu mengoperasikan perangkat digital untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.
***
Peserta didik hari ini, adalah bagian integral dari dunia digital. Mereka adalah Gen-Z yang kesehariannya tidak lepas dari perangkat digital. Mereka berbeda dengan peserta didik dari generasi-generasi sebelumnya.ย Untuk memajukan pendidikan dan mengoptimalkan proses pembelajaran, guru-guru di Payakumbuh menyadari bahwa mereka perlu mengikuti Bimtek semacam ini.
Marisa Imral, misalnya, guru olahraga dari SMA 1 Payakumbuh, melihat Bimtek ini penting baginya. Marisa yang telah mengikuti Bimtek dari tahap I itu, kini tengah mengikuti tahap terakhir.
โKonsepnya berkelanjutan, materi dari tahap I hingga materi di tahap III itu berkesinambungan. Misalnya tahap 1 dan 2 itu soal-soal dasar seperti public speaking. Kemudian kami belajar membuat media belajar digital seperti buat vidio. Di tahap 3 yang lalu kami belajar soal tools-tools digital yang bisa digunakan untuk menunjang proses pembelajaran digital,โ paparnya saat diwawancara pada pembukaan Bimtek tahap IV di Grand Rocky Hotel, Bukittinggi, 28 Juli 2023.
Di tahap terakhir ini, guru-guru peserta Bimtek akan mengikuti penguatan materi. Selain itu, juga akan ditambahkan materi terkait psikologi yang menurut Marisa juga penting sebagai penyeimbang.
***
Dengan pendidikan berbagasi digital, sekolah-sekolah di Kota seperti Payakumbuh diharapkan bakal melahirkan generasi yang tidak hanya hidup dalam dunia digital namun mampu mengoptimalkan potensinya dan turut serta membangun kota.
Sebagai kota non-Industri, Payakumbuh bisa berkembang dengan memaksimalkan potensi sumber daya manusianya. Saat ini Payakumbuh adalah satu sentra ekonomi kreatif berbasis digital di Sumbar.
Supardi, Ketua DPRD Sumbar yang turut mendukung Bimtek tersebut melihat situasi positif ini perlu didorong dengan melahirkan lebih banyak lagi generasi muda yang kreatif lewat sistem pendidikan yang selaras dengan era digital.
Kota Payakumbuh sendiri merupakan pilotproject di Sumbar. Jika Bimtek ini dianggap berhasil setelah melewati tahapan evaluasi, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat akan merancang Bimtek-bimtek serupa di kota lainnya