KLIKPOSITIF – Gempa Tapanuli Utara terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022 dinihari.
Gempa itu terjadi pada pukul 02.28 WIB saat sebagian besar masyarakat sedang tertidur pulas.
Dari hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa itu berkekuatan M=6,0, yang kemudian di update menjadi M=5,8.
Pusat gempa berada di darat, yakni 15 kilometer Barat Laut Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut).
Gempa ini terjadi di 2.13 LU-98.89 BT dengan kedalaman 10 kilometer.
BMKG menyebut, guncangan gempa terasa keras di kawasan Tarutung dan Singkil, dengan skala intensitas VI MMI (Modified Mercalli Intensity).
Kemudian di Sipahutar V MMI, serta Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI.
Menurut Plt Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Besar Sumatra segmen Renun.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip.
BMKG mengimbau kepada warga untuk selalu tenang dan tidak terpengaruh pada isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dampak Gempa Tapanuli Utara
Dalam Program Sapa Indonesia Akhir Pekan di Kompas TV pada Sabtu 1 Oktober 2022, Daryono menyebut ada satu korban jiwa akibat gempa di Tapanuli Utara.
Selain itu, Daryono juga menyebut banyak rumah warga yang mengalami kerusakan.
Bahkan banyak juga warga yang mengalami luka-luka.
Oleh karena itu, Daryono mengimbau kepada seluruh warga agar tidak kembali ke rumah, jika rumahnya mengalami kerusakan.
Langkah itu sangat penting, untuk menghindari terjadinya korban jika terjadi gempa susulan.
Dari dinihari hingga pagi, Daryono menyebut telah terjadi lebih dari 50 kali gempa susulan.
Dari data BMKG, hingga pukul 06.59 WIB telah terjadi 53 kali gempa susulan (aftershock).
Gempa susulan itu kekuatannya bervariasi, mulai dari yang terkecil M=2,4 hingga yang terbesar M=5,1.
Daryono menjelaskan, gempa Tapanuli Utara ini bersifat destruktif jenis shallow crustal earthquake, yang berarti gempa kerak dangkal.
Oleh karena itu, gempa ini terasa kuat dan sangat merusak.