KLIKPOSITIF – Ada satu kota di Sumatera Barat (Sumbar) yang memiliki banyak julukan, setidaknya hingga saat ini telah ada 4 julukan bagi kota ini.
Tahukah anda kota di Sumbar dengan banyak julukan tersebut?
Kota itu adalah Kota Payakumbuh, daerah yang menjadi penghubung antara Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau.
Selain itu, daerah ini juga terkenal dengan kuliner hingga kawasan wisatanya, tidak hanya bagi turis lokal, namun juga mancanegara.
Kota Payakumbuh termasuk salah satu kota di Sumatera Barat yang serius dalam membranding kotanya.
Sejarah Kota Payakumbuh
Dari sejarahnya, Kota Payakumbuh atau bahasa minangnya Payokumbuah, pusat kotanya dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Sejak keterlibatan Belanda dalam Perang Padri, kawasan ini berkembang menjadi depot atau kawasan gudang penyimpanan dari hasil tanam kopi.
Kemudian terus berkembang menjadi salah satu daerah administrasi distrik pemerintahan kolonial Hindia Belanda waktu itu.
Menurut tambo setempat, dari salah satu kawasan dalam kota ini terdapat suatu nagari tertua yaitu Nagari Aie Tabik.
Pada tahun 1840, Belanda membangun jembatan batu untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan pusat kota sekarang.
Jembatan itu sekarang dikenal juga dengan nama Jembatan Ratapan Ibu.
Payakumbuh sejak zaman sebelum kemerdekaan telah menjadi pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan dan pendidikan terutama bagi Luhak Limo Puluah.
Pada zaman pemerintahan Belanda, Payakumbuh adalah tempat kedudukan asisten residen yang menguasai wilaΒyah Luhak Limo Puluah.
Dan pada zaman pemerintahan Jepang, Payakumbuh menjadi pusat kedudukan pemerintah Luhak Limo Puluah.
Payakumbuh resmi jadi kotamadya pada 17 Desember 1970 yang diresmikan Mendagri waktu itu, Amir Machmud.
Memiliki 4 Julukan
Kota Payakumbuh hingga saat ini setidaknya memiliki 4 julakan, mulai dari Kota Biru, Kota Batiah, Kota Galamai, dan terakhir Kota Randang.
Dari 4 julukan tersebut, 3 julukan terakhir diambil dari makanan khas kota Payakumbuh, Sumbar.
1. Kota Biru
Julukan ini mengacu pada lambang daerahnya, dan sebenarnya bagi warga asli daerah tersebut sudah lama terdengar, bahkan puluhan tahun yang lalu sangat lekat dengan julukan ini.
Dikutip dari peraturan daerah Kota Payakumbuh nomor tiga tahun 2012 tentang lambang daerah Kota Payakumbuh, warna biru berarti:
“Keramahtamahan, air jernih ikannya jinak mengandung harapan pada masa depan yang lebih baik”.
Perda tersebut merupakan pengganti undang-undang yang sebelumnya mengatur mengenai lambang daerah.
2. Kota Galamai
Galamai atau gelamai adalah makanan khas Payakumbuh dan beberapa daerah di Sumbar.
Galamai ini menjadi hidangan dalam peresmian Kotamadya Payakumbuh oleh Mendagri Amir Machmud pada 17 Desember 1970.
Hal ini tertuang dalam buku β45 Tahun Payakumbuh, Tumbuh Kembang Sebuah Kotaβ tulisan Fajar Rillah Vesky dan Gus tf Sakai.
Kemudian juga buku β40 Tahun Payakumbuh, Dari Soetan Oesman Hingga Josrizal Zainβ tulisan Fajar Rillah Vesky dan Rendra Trisnadi.
Hidangan galamai saat peresmian inilah yang kemungkinan menjadi awal Kota Payakumbuh mendapat julukan kota galamai.
3. Kota Batiah
Selanjutnya Payakumbuh juga punya julukan dari kuliner lainnya, yakni Kota Batiah
Kota Batiah muncul pertamakali pada era kepemimpinan Muchtiar Muchtar, saat menjabat Wali Kota Payakumbuh dari 1988-1993.
Saat Muchtiar Muchtar menjabat wali kota, Payakumbuh untuk pertama kali meraih Piala Adipura yang merupakan supremasi tertinggi di bidang kebersihan.
Selain nama kuliner, Batiah juga sebagai julukan daerah itu adalah singkatan dari Kota Bersih, Aman, Tertib, Indan, Asri, dan Harmonis (BATIAH).
4. Kampung Rendang.
Pada akhir 2018, Pemerintah Kota Payakumbuh mempromosikan daerahnya sebagai Kampung Rendang.
Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi mengatakan rendang adalah masakan asli orang Minang.
“Saya sangat yakin Payakumbuh bisa lebih menggeliat lagi jika menjadi Kampung Rendang,” katanya waktu itu.
Inilah yang mendorongnya untuk serius mengubah Payakumbuh dari Kota Batiah menjadi Kampung Rendang.
Menurutnya, Pemko Payakumbuh sudah mendatangkan teknologi retouch untuk menjaga kualitas randang tetap stabil.
Branding Kota Rendang itu bukan wujud sikap inkonsistensi Pemko Payakumbuh.
Itu merupakan upaya untuk makin menggaungkan rendang sebagai kuliner khas Payakumbuh.
Dua julukan lainnya
Selain 4 julukan tersebut, masih ada julukan lain untuk daerah ini, yakni Kota Kota Sepeda, dan Kota Adipura.
Dua julukan ini mengacu pada adanya tugu yang berbentuk sepeda dan juga piala Adipura.
Kota sepeda
Untuk julukan kota sepeda, karena awalnya beberapa tahun lalu terdapat sebuah tugu berbentuk sepeda ontel dengan ukuran yang sangat besar.
Awalnya sepeda besar ini terletak pada pusat Kota Payakumbuh, kemudian beberapa waktu belakangan sepeda ini tergantung di Simpang Bypass Jalan Baru Ngalau Indah.
Β Kota Adipura
Sementara julukan kota adipura merujuk pada tugu Adipura yang ada di pusar kota. Tugu ini untuk menandakan daerah tersebut pernah meraih piala adipura.
Sumber: Berbagai Sumbar