KLIKPOSITIF – Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, belajar apapun dapat melalui berbagai media digital, seperti medsos.
Namun, apakah cukup untuk mendalami agama hanya dengan berpedoman dan mendengarkan ceramah melalui media digital yang ada?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, mengatakan, perkembangan zaman telah memudahkan manusia untuk berinteraksi dan mengakses berbagai informasi.
“Sebagai konsekuensi atas perkembangan zaman, yang secara langsung mengubah gaya hidup manusia,” kata Ketua MUI Kota Palu, Prof KH Zainal Abidin.
Ia menambahkan, maka hampir semua manusia bergantung dengan media sosial sebagai media komunikasi dan informasi.
Media sosial harus dioptimalkan fungsionalitasnya oleh kita masing-masing, untuk melawan toleransi, radikalisme dan pelanggaran.
“Generasi muda kita lebih memilih hal-hal yang instan, mereka hanya mengunjungi media sosial youtube dan sebagainya, untuk belajar agama,” jelasnya.
Sebab itu, ia berharap jangan sampai mereka terjerumus kepada hal-hal yang kita semua tidak inginkan.
Sebab itu, ia mengimbau umat beragama khususnya generasi muda Islam, agar belajar agama kepada mereka yang paham tentang agama.
“Belajar dan bertanyalah kepada para tokoh, para ustad yang memiliki pemahaman agama yang luas,”
“Yang layak untuk dijadikan sumber, atau datang ke Kantor MUI, Kantor MUI terbuka untuk umum,” ujarnya.
bersahabat dengan ustadz
Imam Syafi’i pernah berkata kepada muridnya:
“Saudaraku, ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara yang akan saya dapatkan dari semangatnya: (1) kecerdasan, (2) kecerdasan, (3) bersungguh-sungguh, (4) dirham (kesediaan keluarkan uang), (5) bersahabat dengan ustadz , (6) memerlukan waktu yang lama.”
Pada poin ke-5, beliau menyebutkan bahwa salah satu perkara untuk mendapatkan ilmu itu adalah bersahabat dengan seorang ustadz atau ahlul ilmi.
Perkara ini merupakan perkara yang sangat penting untuk dilakukan oleh seorang pelamar ilmu, karena dengan proses talaqqi lah, seorang ulama dapat mentransfer ilmu ke murid-muridnya.