KLIKPOSITIF – Harga minyak dunia kembali turun akibat persediaan minyak dan BBM di Amerika Serikat (AS). Para investor melakukan aksi profit taking setelah patokan harga minyak menyentuh harga tertinggi 7 bulan terakhir.
Patokan minyak mentah menguat untuk minggu kelima berturut-turut, naik sekitar 2 persen pada minggu lalu. Harga naik lebih dari 10 persen sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan. Dilansir dari CNBC, Senin (24/1/2022) harga minyak brent berjangka turun 49 sen, atau 0,6 persen di harga USD87,89 per barel.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 41 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD85,14 per barel. Awal pekan lalu, baik Brent dan WTI naik ke level tertinggi sejak Oktober 2014. “Kemunduran terbaru kemungkinan besar karena kombinasi dari aksi ambil untung sebelum akhir pekan dan tidak adanya katalis bullish baru,” kata analis PVM Stephen Brennock.
EIA melaporkan kenaikan stok minyak di USA pertama sejak November dan persediaan bensin pada level tertinggi 11 bulan, berlawanan dengan ekspektasi industri. “Trader tidak terkejut melihat reli harga minyak melambat,” kata Edward Moya, analis senior di OANDA.
Moya bilang minyak mentah WTI turun setelah kenaikan mengejutkan dengan stok AS dan menyusul koreksi tajam di Wall Street yang mengirim aset berisiko jatuh bebas. “Harga minyak mentah mungkin tidak memiliki tiket ke arah harga USD100, tetapi fundamental sisi penawaran pasti mendukung yang bisa terjadi pada musim panas,” kata Moya.