30 Orang Ikuti Workshop Musik di Taman Budaya Sumbar

PADANG, KLIKPOSITIF – Sebanyak 30 orang seniman muda yang lolos seleksi dari daerah-daerah di Sumbar ikuti Workshop Musik yang diadakan di Taman Budaya.

Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar, Supriadi, mengatakan, workshop ini digelar selama tiga hari, Senin-Rabu (3-5 Juni 2024).

“Peserta adalah seniman yang sudah memiliki kemampuan dasar dan interest dalam bermusik sehingga workshop ini berperan untuk pengembangan,” ujarnya.

Dua pembicara dalam workhsop adalah Dosen ISI Padang Panjang, Nurkholis dan Susandrajaya.

Susandrajaya mengatakan materi yang diberikan yaitu peningkatan komposer memahami sumber-sumber musik tradisional. Musik tradisional ini dijadikan inspirasi atau pengembangan dalam bentuk seni pertunjukan musik.

“Jadi, komposer diajak untuk menggali kekuatan musik tradisional khususnya Minangkabau yang hadir sebagai elemen esensial dari karya mereka, ” ujarnya.

Menurut pria berambut gondrong ini, tantangannya tidak mudah, terutama globalisasi. Selera pasar saat ini sangat dipengaruhi oleh musik-musik modern.

Tapi, sebutnya, bukannya tidak ada peluang. Tetap terbuka peluang untuk mengolaborasikan musik tradisi dengan modern. “Kuncinya adalah kreativitas, ” sebutnya.

Ia mencontohkan, salah satu pemenang Indonesia Got Talent, Darak Badarak, berhasil memadukan kekuatan tradisi dan modernitas.

Sementara Nurkholis mengatakan pertunjukan seni (entah itu musik atau yang lain) harus jujur. Kejujuran akan membawa kepada kekhasan. Dan ini butuh penggalian.

Sementara untuk komposisi, ia menyarankan yang harus dihindari adalah ketergesaan. Ia melihat masih banyak komposer yang terburu-buru ketika tampil di panggung.

Sebagai latihan workshop, peserta dibagi menjadi 6 kelompok dan nenampilkan karya-karya kolaborasi mereka.

Salah satu yang menarik adalah tampilan kelompok yang menamakan diri Duruk Nia. Kelompok ini menampilkan komposisi musik perpaduan Minang dan Mentawai dengan pesan pesona Sumbar. Di dalam komposisi musik yang dipertunjukkan grup ini measukkan nyanyian dari bahasa Minang, Mentawai, Indonesia, dan bahasa Inggris.

“Tujuannya agar musik ini juga dinikmati orang-orang dari luar negeri, ” ujarnya. Sementara komposisi musiknya gabungan tradisional dan modern. Ada keyboard dan gitar, juga ada bansi dan gendang (tampilan mereka dapat ditonton di TikTok KATASUMBAR).

Sebagaio tantangan dari workshop ini, peserta diminta membuat konsep garapan komposisi musik yang menunjukkan keragaman budaya di Sumatera Barat. Tiga garapan terbaik akan ditampilkan pada Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumbar bulan Oktober mendatang.

Exit mobile version