PADANG, KLIKPOSITIF – Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menjelaskan, tungku tigo sajarangan yang terdiri dari unsur panghulu, alim ulama dan cadiek pandai bentuk kepemimpinan yang ideal di Minangkabau.
Ketiga unsur ini memiliki peran penting dan punya tugas masing-masing di Minangkabau. Panghulu merupakan pemimpin tertinggi dalam kaum, alim ulama pemimpin syarak dan cadiek pandai tempat bertanya dalam kampung.
“Ketiga unsur ini harus mendapat perhatian dan harus ada dalam tiap kampung di Minangkabau,” jelasnya, Selasa, 17 Desember 2019.
Datuak dari Suku Panai, bagala Datuak Malintang Panai menyampaikan, tungku tigo sajarangan walaupun memiliki peran yang berbeda, namun tujuannya sama dalam membangun nagari dengan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
“Elok nagari dek Panghulu, elok kampuang dek nan tuo” ini membuktikan betapa besarnya fungsi sebagai Panghulu. Sedangkan alim ulama diibaratkan suluah bendang di nagari, penerang bagi masyarakat. Kemudian cadiek pandai “tahu rantiang dek ka mancucuak, tahu di dahan nan ka maimpok”,” katanya.
Untuk itu Nasrul Abit mengajak seluruh unsur pemangku adat, khususnya para penghulu, marilah kita saling bekerjasama “saciok bak ayam, sadanciang bak basi,” saling berkontribusi dalam membangun kampung halaman dan nagari, memberikan ide kreatif untuk membangun nagari.
“Selain itu hubungan rantau dengan daerah asalnya harus sinergis, terutama intelektual muda di rantau,” tukasnya. (*)